Selasa, 01 Januari 2019

Cerita Dewasa Gairah Nafsu Gila Ibu Rumah Tangga BerJilbab


Mufidah ialah seseorang ibu rumah-tangga wajahnya cantik yang berkulit putih bersih baru berumur 31 tahun. Saat 6 tahun perkawinannya dengan mas Syamsul, wanita ini sudah dikaruniai dua anak yang semasing berumur 3 tahun serta 5 tahun. Tidak hanya kesibukannya menjadi ibu rumah-tangga, wanita yang tetap kenakan jilbab ini pula cukuplah aktif di …. demikian pula suaminya.


Jilbab lebar dan jubah panjang dan kaus kaki menjadi cirinya ada kepadanya jika ia keluar rumah atau berjumpa lelaki yang bukan mahromnya, hingga mengesankan kealiman Mufidah. Sore hari ini, ibu muda yang alim ini kehadiran tamu seseorang lelaki yang dikenalnya menjadi rekanan sekantor suaminya, hingga sangat terpaksa ia mesti kenakan jilbab lebarnya dan kaus kaki menutupi kakinya untuk menemuinya, sebab kebetulan suaminya tengah rapat di kantor serta baru akan kembali setelah maghrib.

Dengan jilbab putih yang lebar dan jubah panjang bemotif bunga kecil berwarna biru dan kaus kaki berwarna krem, Mufidah menjumpai tamu suaminya itu bernama Hendri. Seseorang lelaki yang sering bertamu ke tempat tinggalnya. Mukanya tidak tampan akan tetapi tubuhnya tampak tegap serta atletis.Usianya lebih muda dari suaminya atau dianya sampai suaminya atau ia sendiri memanggilnya dengan panggilan dik Hendri. Sebenarnya Mufidah kurang suka pada lelaki bernama Hendri itu, sebab matanya yang jalang jika memandangnya seolah akan menelannya bulat-bulat hingga ia lebih senang menghindar bila Hendri hadir bertamu.

Akan tetapi kesempatan ini, Mufidah mesti menemuinya sebab Hendri ini ialah rekanan suaminya, sangat terpaksa Mufidah berlaku ramah padanya. Memang mustahil untuk memerintah Hendri kembali, saat suaminya tidak ada di dalam rumah semacam ini sebab jauhnya rumah tamu suaminya ini. Pada akhirnya Mufidah mempersilahkan Hendri menanti di ruangan tamu sedang ia pergi ke dapur membikinkan minum untuk tamunya itu. Sore hari ini, situasi rumah Mufidah benar-benar sangat sepi. Tidak hanya suaminya yang tidak ada di dalam rumah, ke-2 anaknya juga tengah ngaji serta baru pulang mendekati maghrib kelak. Di dapur, Mufidah tengah mempersiapkan makanan dan minuman kecil buat tamu suaminya yang tengah menanti di ruangan tamu.Tangan ibu muda ini tengah mengaduk gelas untuk minuman tamu suaminya saat tiada disadarinya, lelaki tamu suaminya yang sebelumnya menanti di ruangan tamu itu menyelusup ke dapur menyusul Mufidah.

Mufidah terpekik kaget, saat dirasakannya tidak diduga seseorang lelaki memeluknya dari belakang. Wanita berjilbab lebar ini begitu kaget saat mengerti yang memeluknya ialah Hendri tamu suaminya yang tengah dibikinkan minuman olehnya. Mufidah berusaha meronta akan tetapi tidak diduga sebilah belati sudah melekat di pipi wanita yang halus ini.Lalu lelaki itu langsung mendekatkan mulutnya ke telinga Mufidah.

“Maaf, Mbak Mufidah. Mbak Mufidah demikian cantik serta menggairahkan, saya berharap Mbak janganlah menantang atau berteriak atau belati ini akan mengakibatkan kerusakan muka ayu yang cantik ini”. desis Hendri dalam membuat Mufidah tidak berdaya. Kilatan belati yang dibawa Hendri membuat muka wanita berjilbab ini pucat pasi. Seumur hidupnya, baru kesempatan ini Mufidah lihat pisau belati yang tampak begitu tajam hingga membuat wanita ini lemas ketakutan. Badan ibu muda berjilbab yang alim ini mengejang saat ia rasakan ke-2 tangan Hendri itu menyelinap ke balik jilbab lebarnya meremas-remas lembut ke-2 payudaranya yang tertutup jubah dan….. Lalu salah satunya tangan Hendri lantas turun mengarah selangkangannya, meremas-remas kemaluannya di luar jubah yang dipakainya.

“Jangaan.. dik Hendrii..”desah Mufidah dengan gemetaran. Akan tetapi laki- laki ini tidak peduli, ke-2 tangannya semakin bernafsu meremas-remas buah dada dan selangkangan wanita alim berumur 31 tahun ini. Mufidah menggeliat-geliat terima remasan lelaki yang bukan suaminya ini dalam tempat membelakangi lelaki itu.

“Jangaan.. dik Hendrii….sesaat kembali anak-anakku pulang..” desah Mufidah masih tetap dengan muka ketakutan serta resah. Hendri dipengaruhi dengan beberapa kata Mufidah, diliriknya jam dinding yang ada pada dapur itu. serta memang saat seringkali bertamu di dalam rumah ini Hendri tahu tidak lama kembali ke-2 anak wanita yang tengah diperkosanya itu pulang dari ngaji. Lelaki ini mengumpat perlahan sebelum lalu, Hendri berlutut di belakang Mufidah.

Mufidah menggigil dengan badan mengejang saat lalu wanita kader ini rasakan tangan lelaki tamu suaminya itu merogoh melalui sisi bawah jubahnya, lantas menarik turun sekaligus juga rok dalam serta celana dalamnya. Lalu tiada diduganya, Hendri membuka sisi bawah jubah birunya ke atas sampai ke pinggang. Ibu muda berjilbab lebar ini terpekik dengan muka yang merah padam saat mengerti sisi bawah tubuhnya sekarang telanjang.

Sesaat Hendri malah terasa kagum lihat istri rekanan sekantornya ini dalam kondisi telanjang sisi bawah tubuhnya demikian menggairahkan. Benar-benar, lelaki ini belum pernah menduga jika sore hari ini akan lihat badan istri Mas Syamsul yang tetap dilihatnya dalam kondisi kenakan pakaian rapat sekarang ditelanjanginya. Pertama-tama Hendri lihat Mufidah, lelaki ini sudah tergetar dengan kecantikan muka wanita berkulit putih keturunan ningrat ini meskipun sebetulnya Hendri juga beristri, tetapi jika dibanding dengan Mufidah muka istrinya tidak ada apa-apanya. Akan tetapi wanita yang tetap kenakan pakaian rapat tertutup dengan jilbab yang lebar membuat enggan ikut sebab Mufidah ialah istri temannya.

Tapi seringkalinya mereka berjumpa membuat Hendri makin terpikat dengan kecantikan istri mas Syamsul ini, bahkan juga meskipun Mufidah menggunakan baju jubah panjang serta jilbab yang lebar, Hendri bisa memikirkan kesintalan badan wanita ini lewat benjolan kemontokan buah dadanya serta pantatnya yang bundar indah bahenol. Muka Mufidah merah padam saat diliriknya, mata Hendri masih tetap melotot lihat badan Mufidah yang 1/2 telanjang. Celana dalam serta rok dalam yang digunakan wanita berjilbab ini sekarang teronggok dibawah kakinya sesudah ditarik turun oleh Hendri, hingga wanita alim ini tak akan menggunakan celana dalam. Bentuk pinggul serta pantat wanita alim yang sintal ini begitu jelas tampak oleh Hendri.

Belahan pantat Mufidah yang telanjang tampak begitu bundar, padat dan putih mulus tidak bercacat membuat birahi lelaki yang sudah menggelegak sejak dari barusan semakin menggelegak. Di antara belahan pantat Mufida tampak kemaluan wanita istri partnernya yang begitu mengundang selera. “Mbak Mufidah..Kakimu direnggangkan dong. Saya ingin lihat memekmu…” kata Hendri masih tetap sekalian jongkok sambil meredam birahinya sebab lihat sisi kehormatan istri partnernya yang cantik ini. Wanita itu menyerah keseluruhan, dia merenggangkan kakinya. Dari bawah, lelaki itu melihat panorama indah mengagumkan. Di pangkal paha wanita berjilbab ini tumbuh rambut kemaluannya, walau tidak lebat akan tetapi tampak rapi. Hendri takjub lihat kemaluan Mufidah yang demikian montok serta indah, beda sekali dengan kemaluan istrinya.

“Jangaan..diik..hentikaaan…anak-anaku sesaat kembali pulang ” pinta Mufidah dengan nada bergetar meredam malu. Akan tetapi Hendri seakan tidak mendengarnya malah tangan lelaki itu menguakkan bongkahan pantat istri Mufidah serta lidahnya mulai menyentuh anusnya. Mufidah menggeliat, badan ibu muda berjilbab ini mengejang saat dia rasakan lidah lelaki itu telusuri belahan pantatnya lalu telusuri sela di pangkal pahanya Oh dik jajajangan…. Dengan bernafsu Hendri menguakkan bibir kemaluan Mufidah yang berwarna merah jambu serta lembab. Badan wanita ini mengejang lebih hebat kembali waktu lidah lelaki itu menyodok ke liang vaginanya. Tubuhnya bergetar saat lidah itu menyapu klitorisnya. Makin lama wanita berjilbab berumur 31 tahun ini tidak dapat meredam erangannya Oh yeah…Aaaagggh !, saat bibir lelaki itu mengatup serta menyedot-nyedot klitorisnya. serta menit-menit setelah itu Mufidah makin mengeluh berkelojotan oleh kesenangan birahi saat Hendra seolah mengunyah-ngunyah kemaluannya. Seumur hidupnya, Mufidah tidak pernah diperlakukan semacam ini meskipun oleh mas Syamsul suaminya.

“Hmmm…, memekmu enak…. Mbak Mufidah….” kata Hendrii sekalian berdiri sesudah senang memakan kemaluan istri partnernya ini,serta tangan kirinya selalu mengucek-ngucek kelamin Mufidah sekalian berbisik ketelinga ibu muda itu….

”Mbak saya entotin ya, saya ingin mbak rasakan hangatnya penisku” “Aihhhh…eungghhhh….janganlah..ampun” Mufidah mengeluh dengan mata mendelik, saat suatu yang besar,panjang serta panas mulai menyerang kemaluannya lewat belakang. Badan wanita berjilbab berdarah ningrat itu mengejang pada perasaan geram bercampur nikmat Mufidah meronta lemah dibarengi desahannya. Dengan buas Hendri menghujamkan batang penisnya

“Mmmfff..oh oh. enak ikut ngentot sama Mbak….. tiada melepas pakaiannya ibu muda itu…. Hendri menyetubuhi isteri sahabatnya dari arah belakang, Hendri sekalian menggerakkan pinggangnya maju mundur dengan napas terengah-engah menghentakan penis besarnya.

Mufidah bisa rasakan penis Hendri yang sekarang tengah menusuk-nusuk liang kemaluannya, tambah lebih besar serta panjang di banding penis suaminya. Tangan kiri lelaki itu membekap pangkal paha Mufidah, lantas jari tengahnya mulai mendesak klitoris ibu muda berjilbab itu lalu dipilinnya dengan lembut, membuat wanita kader salah satunya partai yang alim ini menggigit bibirnya dibarengi desahan enaknya. Mufidah tidak dapat meredam sensasi yang mendesak dari basic kesadarannya.Wanita berjilbab lebar ini mulai mendesah nikmat, ditambah lagi tangan kanan lelaki itu sekarang menyelinap ke balik jubahnya, lantas memilin-milin puting susunya yang peka…

“Ayo Mbak Mufidah….ahhhh…jangan bohongi dirimu sendiri…nikmati…ahh….nikmati saja….” Hendri selalu memaju mundurkan penisnya yang terjepit vagina ibu muda yang alim ini. Mufidah menggeleng-gelengkan kepalanya, coba menantang terpaan kesenangan di dalam desakan perasaan malu. Tetapi dia tidak dapat. Mufidah mendesah nikmat serta tiada sadar dia meracau

“Oh besar sekali punyamu dik hendri…sakiiiit Oooh ampuuun… yeah ampuuun dik”. Hendri dengan santer mengocok penisnya di dalam vagina yang mulai basah sekalian berbisik pada ibu muda itu.

“Mana yang enak kontolku dengan miliki mas Syamsul mbak”, Mufidah mulai meracau kembali sambil mengerang…”ooooh enak punyamu dik, besar serta panjang aduh dik nyeri oh mmmf Aaaagghh….” serta pada akhirnya wanita cantik ini menjerit kecil waktu dia mencapai puncak kesenangan, suatu yang baru pertama-tama ditemuinya meskipun 6 tahun ia sudah melakukan pernikahan dengan mas Syamsul tidak pernah Mufidah memperoleh orgasme sedahsyat ini. Badan Mufidah langsung lunglai, tetapi lelaki di belakangnya beberapa langkah kembali akan sampai ke puncak. Hendri masih tetap selalu mengaduk vaginanya dengan kecepatan penuh. Lantas, dengan geraman panjang Hendri menusukkan penisnya sejauh mungkin ke kemaluan ibu muda berjilbab ini.Ke-2 tangannya mencengkeram payudara Mufidah yang padat serta montok dengan kuat diremasnya.

Mufidah yang masih tetap dibuai gelombang kesenangan, kembali rasakan sensasi aneh waktu sisi dalam vaginanya disembur cairan hangat mani dari penis Hendri yang merasa banyak membanjiri liangnya. Mufidah kembali mendesah serupa nada anak kucing, waktu dengan perlahan-lahan Hendri menarik keluar penisnya yang lunglai. Demikian gelombang kesenangan berlalu, kesadaran kembali penuhi ruangan pikiran wanita ini. Mufidah tersadar serta terisak dengan tangan bertopang pada meja dapur.

“Sudah, Mbak Mufidah tidak perlu nangis! toh mbak Mufidah turut nikmati ikut, janganlah katakan pada siapapun juga jika tidak ingin nama baik suamimu tercemar dengan perselingkuhan kita !!” kata kata Hendri dengan suara desakan keras sekalian mengatur celananya.

Mufidah diam saja, harga dianya menjadi seseorang istri serta wanita hancur. Wanita itu baru membereskan bajunya yang awut-awutan saat, dilihatnya Hendri sudah pergi dari dapur serta sesaat lalu tiada berpamitan, terdengar nada mobil Hendri berlalu tinggalkan halaman tempat tinggalnya. Mufida terisak menyesali nasib yang menerpanya,akan tetapi ia ikut terasa malu begitu ia turut nikmati ikut saat tamu suaminya itu menyetubuhinya sekalian berdiri dari arah belakang tubuhnya dengan tempat menungging, Mufidah tidak pernah lakukan jalinan intim bersama dengan suaminya dengan tempat demikian itu, akan tetapi selekasnya air mata yang menghiasi mukanya cepat-cepat dihapusnya waktu didengar nada ke-2 anaknya pulang. Serta semenjak momen perkosaan itu, saat dia lakukan jalinan kelamin dengan suaminya Mufidah telah tidak dapat rasakan nikmat kembali waktu dia melayani suaminya. Mufidah rasakan penis suaminya tidak ada apakah apanya jika dibanding dengan miliki hendri yang besar panjang, serta bayangan waktu dia diperkosa oleh hendri membuat dianya menuntut suatu yang bisa memberi gelombang kesenangan. Dia ingin suaminya dapat seperkasa hendri yang dapat mengorbitkan sukmanya waktu sampai puncak kesenangan. Perasaan menyesal waktu diperkosa serta gejolak syahwat berkecamuk dalam batinnya membuat ibu muda itu merindukan kejantanan punya lelaki seperti Hendri, akan tetapi semua dia simpan sendiri seakan-akan tidak ada peristiwa apakah apa jika ada dimuka suaminya.Dua minggu sesudah momen itu Mufidah terima telephone dari Hendri waktu suaminya keluar kota.


“ Halo mbak ! mas Syamsul pergi ke Semarang ya ?” Saya ingin bertamu kerumah bolehkan. “ Brengsek kamu dik Hendri !” jawab Mufidah. Lho koq mbak marah…. mbak nikmati ikut kejantananku waktu itu. Lantas Mufidah akan memutuskan jalinan telephone, dengan badan gemetar serta perasaan tidak menentu dia masuk dalam kamar, dia cemas Hendri tentu akan tiba bertamu siang hari ini pada saat anak anaknya ada disekolah serta suaminya tidak ada di rumah. Hatinya berkecamuk pada terima kunjungan hendri ataukah tidak, akan tetapi gejolak nafsunya menuntut suatu yang tidak sempat didapat dari suaminya.

Tau-tau ketukkan pintu terdengar olehnya serta dengan grogi dia keluar dari kamar, jalannya dikit gemetar waktu ke arah pintu rumah.Saat dia buka pintu terlihat seringai Hendri dengan sorot mata penuh nafsu waktu memandang dianya. Tiada basa basi kembali Hendri langsung menutup pintu tempat tinggalnya, serta Hendri sudah memiliki gagasan supaya isteri sahabatnya yang cantik ini akan tetap ketagihan dengan batang kejantanannya, serta Hendri akan memberikan bagaimana memberi kenikmatan dalam permainan sex pada isteri sahabatnya. Waktu Hendri mendekati badan wanita cantik ini semakin gemetar serta dengan buasnya Hendri menciumi leher tahap isteri sahabatnya, badan ibu muda itu mengejang saat dengan dikit kasar Hendri meremas remas pantatnya serta kekasaran itu membuat gejolak nafsu Mufidah menggelegak sampai lupa akan semua galanya. Matanya terbelalak waktu dengan cepatnya Hendri telah dalam kondisi telanjang didepannya, penisnya yang besar panjang mulai jadi membesar. Serta dengan kasar Hendri menanggalkan baju Mufidah sampai kedua-duanya keduanya sama telanjang yang tinggal cuma jilbabnya yang belumlah lepas, sebab Hendri semakin lebih bergairah bila isteri sahabatnya waktu dikerjakan masih tetap menggunakan jilbab. Lalu Hendri mendudukan ibu muda itu di sofa, lantas disorongkan penisnya kewajah Mufidah serta digesekan kehidung wanita itu.

“ Mari mbak cium serta jilati ini penis yang sempat memberi kesenangan mari ayo !.” Waktu itu Mufidah terasanya akan muntah sebab dia tidak pernah mencium penis Hendri tengah penis suaminya tidak pernah Mufidah menjilatinya, serta ini penis orang yang lain. Akan tetapi kesempatan ini dia dengan sangat terpaksa lakukan itu.

“ Pegang ya mbak, serta gesek gesek dipipi, nah demikian cium mbak selalu terus cium. Aroma batang penis itu mulai merangsang Mufidah serta tiada sadar dia mulai menjilati penis Hendri dengan nafsu yang menggelegak serta dia rasakan sensasi baru meningkatkan gairahnya, dia mulai rasakan penis itu semakin jadi membesar dalam mulutnya sampai mulutnya tidak mampu kembali untuk mengulum batang penis lelaki itu. Mufidah bukan Mufidah yang dahulu kembali semenjak dia kenal batang penis lelaki yang besar panjang

,…mmmfff mmmf……“ Oh oh yeah enak ikut ngentot mulut mbak, nyatanya mbak senang isep kontol besar ya “, serta kata kata kotor Hendri ditelinganya terasanya indah terdengar serta nafsu Mufidah semakin membuncah keubun ubun.

Dik Hendri puaskanlah mbak….. bawa mbak masuk kekamar oh dik cepatan…..setubuhi mbak seperti tempo hari…Aaaagggh..Ouuuh”Lalu Hendri menuntun badan molek isteri sahabatnya naik keranjang, serta dengan buas Hendri menindihnya, serta ibu muda itu berkelojotan waktu mulut Hendri mengulum putting susu yang masih tetap fresh serta jari jari Hendri merogoh liang vaginanya.

Mufidah semakin mengejang…. “Ooooh mmmf ampun Dik Hendri jangan….jangaaan mempermainkan mbak oh yeah mmf. Mari dik Hendri berilah mbak nikmat kejantananmu….aaaaaampun.

“ He heee sabar dong mbak, saya suka juga dengan memek mbak yang sempit ini, saya senang ngentotin memekmu, manakah yang enak punyaku dengan miliki mas Syamsul mbak….. “Enak punyamu dik.

Manakah yang besar serta panjang punyaku sama miliki mas Syamsul….. Oh dik tolong dik cepat…. Bbbbbesar pppppunya muuu. Lantas dengan gemasnya Hendri menggigit kecil payudara indah punya Mufidah sambil batang penis besar itu menerobos masuk keliangnya yang sempit, walaupun dia telah melahirkan anak dua akan tetapi terasanya sempit buat ukuran penis besar Hendri. Mata ibu muda itu terbeliak keatas waktu penis besar itu gagal didasar rahimnya serta kesenangan semacam itu tidak pernah dia temukan dari suaminya serta saat ini dia bisa rasakan dari penis orang yang lain tidak hanya suaminya, tubuhnya menggeletar hebat saat dengan irama lamban serta kadang cepat ayunan batang penis Hendri keluar masuk vaginanya.

Kesenangan untuk kesenangan terasanya sampai ke ubun ubunnya….oh oh yeh enak eeeeeenak kontol besarmu dik Hendriiiiiiii oh ampun. Dia meracau tiada sadar karena sangat kesenangan itu menimpa dianya. Mufidah seperti kuda betina liar waktu dipicu oleh lelaki teman dekat suaminya, dia melenguh seperti sapi disembelih sebab enaknya, dia menangis serta menyesal sebab sampai kini dia sudah tertipu oleh suaminya jika kesenangan itu dapat dia temukan seandainya mas Syamsul tahu bagaimana triknya memberi kenikmatan padanya, serta nyatanya suaminya ialah suami yang tidak memiliki pengetahuan mengenai masalah sex, itu yang membuat dia menangis, dan menyesal, terhina serta geram pada diri pribadi. Jadi seperti banteng betina yang terluka dia picu nafsu berahinya yang terpendam sampai kini.

“ Mari dik nikmatilah tubuhku, setubuhilah saya sesukamu. Baik mbak yang cantik… kekasih binalku saat ini saatnya nikmatilah perasaan kontol besar ini…mmmmf yeah, oh memek mbak legit rasa-rasanya. Serta Badan Mufidah melengkung waktu dia sampai puncak nirwana Ooooh enak tolooooong ampuuuuuun, biji mata Mufidah mendelik dia berkelonjotan waktu semburan lahar panas Hendri dengan derasnya menyemprot basic rahimnya, serta batang penis besar itu berkedut kedut didinding vaginanya.

Saat 6 tahun perkawinannya dengan mas Syamsul baru ini dia rasakan demikian enaknya semburan air man lelaki sampai tubuhnya bergetar seperti terkena saluran listri beberapa ribu watt serta sukmanya terasanya terbang membumbung keawang awang.Sampai sekarang jalinan mereka sudah berjalan 1 tahun tiada didapati oleh suaminya, sebab mereka pandai manfaatkan waktu dan merahasiakannya, terkadang jika ada peluang mereka lakukan di hotel serta yang lebih berani kembali waktu suaminya ada di rumah. Hendri pura pura bertandang untuk bermain catur dengan suaminya, waktu itu ikut isterinya menyiapkan minuman kopi buat suaminya dengan dibubuhi obat tidur yang menyengaja dibawa Hendri, hingga pada saat suaminya bermain catur dengan hendri Syamsul tidak bertahan lama sebab mengantuk berat lantas masuk dalam kamar.

Mufidah berpura pura turut tidur ikut selain suaminya supaya suaminya tidak berprasangka buruk serta dia jelaskan jika Hendri ingin bermalam dirumahnya serta tidur di sofa ruangan tamu. Saat suaminya sudah tertidur nyenyak seperti orang mati, Mufidah disetubuhi oleh Hendri selain suaminya, Mufidah berpacu dalam birahi sampai dia meringkik nikmat dengan badan berkelojotan selain badan suami yang tertidur nyenyak, bahkan juga tindakan yang demikian itu membuat sensasi aneh sendiri buat mereka berdua. Persetubuhan itu mereka kerjakan sampai mendekati subuh.Ada suatu yang lebih membuat Mufidah sangat terangsang nafsunya jika waktu Hendri sekali kali hadir bertandang kerumahnya, dengan berpura meminta di ajarkan computer sama Hendri sesaat suaminya duduk diruang keluarga sekalian nikmati secangkir kopi, cukup dengan jarak beberapa mtr., disana ibu muda itu tengah belajar computer bersama dengan Hendri, Mufidah terasa begitu terangsang hebat waktu dengan menyengaja Hendri menggesek gesekan batang penisnya yang menegang dari balik celana training ke lengan Mufidah yang tengah menulis dimuka monitor. Gesekan itu membuat sensasi aneh dalam dianya saat rasakan batang penis Hendri terasanya mengeras serta tegang dipangkal lengannya, serta kadang juga ia alami batang penis besar itu berdenyut denyut dipinggangnya waktu dengan menyengaja Hendri geser membelakangi tubuhnya.

Suaminya tidak terasa berprasangka buruk sedikitpun sebab Syamsul tahu jika isterinya tengah dikasih pelajaran mengenai terhubung computer, dia tidak mengerti jika isterinya tengah dirangsang oleh Hendri habis habisan. Badan Mufidah mulai menggeletar penuh nafsu dengan tindakan yang dikerjakan Hendri kepadanya. Sebab telah tidak tahan kembali Mufida pergi keruang dapur membuat minuman serta Hendri pergi ke arah toilet akan tetapi sebenarnya Hendri turut juga menyusul isteri sahabatnya mengarah dapur, dari balik almari makan yang besar itu mereka lakukan persetubuhan dengan berdiri dengan sangat tergesa gesa waktu sang suami wanita itu tengah nikmati secangkir kopi sekalian membaca Koran. Syamsul tidak mengerti jika isterinya tengah disetubuhi habis habisan oleh Hendri dengan tempat berdiri.

“Ooooh Hendri mmmmfff…..ampun dik Hen…, dengan buas Hendri mengayunkan pantat maju mundur menusukkan penis besarnya dalam vagina ibu muda itu, sukma wanita cantik itu terasanya terbang kelangit tinggi waktu dia disetubuhi lewat cara demikian itu oleh Hendri teman dekat suaminya, Mufidah tidak pernah rasakan disetubuhi lewat cara berdiri serta tergesa gesa, serta ini yang membuat satu kesenangan sendiri buat Mufidah waktu dia dikerjakan oleh Hendri sesaat sang suami ada tidak jauh darinya. Oooooh Hendri mbak keluaaar oh ampun dik, cepat dik hendri kelak ketahuan suamiku, akan tetapi Hendri tidak menghiraukannya, dengan perkasanya Hendri meningkatkan kuda betinanya yang cantik ini sampai berkelojotan dengan biji mata mendelik keatas nikmati kocokan batang penis besar itu dalam vaginanya yang sempit,

“Oooooh yeah memek mbak sempit legit, enaak rasanya”, saya semakin lebih bergairah kembali jika saya bisa ngentot mbak jika dilihat mas Syamsul. Hendri makin terlena sensasi waktu dia dengan buasnya menyetubuhi isteri sahabatnya walau sebenarnya Syamsul tidak demikian jauh jaraknya dari tempat mereka bersetubuh. Serta dengan menggeram nikmat Hendri menyemprotkan air maninya dalam vagina ibu muda itu, Mufidah mengejang serta mengeluh seperti kucing betina yang mengeong lirih waktu semburan lahar panas Hendri menimpa basic rahimnya, tubuhnya bergetar dengan hebat dengan nafas terasanya akan putus saat batang kejantanan Hendri yang besar panjang berkedut kedut diliang memeknya

…..oooohhh mmmmffff…enaaaaaaaaaaak, ampuuuuuun dik, kontolmu enak serta besar. Serta persetubuhan itu selesai dengan keduanya sama sampai puncak nirwana yang dicapai lewat cara tergesa gesa penuh perasaan sensasi. Serta pada akhirnya mereka berdua kembali keruang keluarga tiada memunculkan keraguan mas Syamsul. Sebelum keluar dari dapur Hendri sudah sempat berbisik ketelinga ibu muda itu,

“ Lain kali saya akan ngentotin mbak kembali ya, sambil tangan Hendri meremas remas susu mengkal wanita cantik berdarah ningrat itu.Saat Syamsul ditugaskan oleh atasannya untuk mengurus perkebunan disumatera, Mufidah sangat terpaksa turut dengan suaminya serta anak anak mereka diberikan pada neneknya di Jogyakarta sebab ke-2 anaknya mesti masih bersekolah. Serta di tempat geser mereka yang baru itu ialah satu pulau kecil di mana penduduknya masih tetap terbelakang skema pikirnya. Di tempat pekerjaan barunya Syamsul memperoleh satu rumah perkebunan yang komplet dengan semua fasiltasnya. Mufidah terasa begitu suka tempati rumah itu, dengan situasi alam pedesaan, di tempat ini Mufidah dapat menghindar dari Hendri. Sesudah tiga bulan ada dipulau terpencil itu, kehidupan rumah tangga Mufidah masih tetap berjalan seperti umumnya sampai satu hari Mas Syamsul tawarkan pada Mufidah seseorang tukang kebun untuk menjaga pekarangan rumah dinas yang ditempatinya serta sekalipun menjadi penjaga rumah. Pak Renggo ialah seseorang lelaki yang berumur 65 tahun akan tetapi tubuhnya masih tetap terlihat kekar serta berkulit hitam dengan rambutnya yang sudah memutih.

Pak Renggo ialah seseorang lelaki pekerja keras dia cuma mempunyai sebidang tanah yang tetap digarapnya sendiri serta ditanami sayur mayur untuk keperluan hidupnya satu hari hari. Isteri pak Renggo sudah tujuh tahun wafat sekarang dia hidup sendiri tiada memiliki anak. Saat dia ditawari Syamsul untuk kerja di rumah dinas perkebunan, pak Renggo dengan begitu suka hati menerimanya, ditambah lagi pak Renggo dikasih satu kamar dibelakang rumah dinas itu. Muka lelaki tua itu terlihat sangar mengerikan dalam pandangan Mufidah saat pertama-tama dikenalkan oleh suaminya, akan tetapi lama kelamaan Mufidah telah terlatih bertemu dengan pak Renggo yang wajahnya buruk serta menyeramkan itu, ditambah lagi pak Renggo orangnya begitu rajin bersihkan pekarangan rumah serta kadang seringkali menolong Mufidah menanam bunga sampai perasaan ketakutan Mufidah pada pak Renggo hilang dengan sendirinya sebab seringkali berjumpa setiap saat. Mufidah tidak mengerti saat biasanya mata pak Renggo melirik buah dadanya waktu dia berjongkok menggemburkan tanah tanaman bunga, buah dada Mufidah begitu mengundang selera bergelayut indah sampai membuat pak Renggo bergairah serta ingin meremas buah dada Mufidah yang mengkal itu. Akan tetapi pak Renggo tidak berani melakukan perbuatan jenis macam pada isteri pak Syamsul yang sudah berbaik hati memberikannya pekerjaan walau menjadi tukang kebun. Mufidah yang sudah lama tidak rasakan hangatnya batang penis lelaki jantan seperti miliki Hendri sekarang Mufidah begitu merindukan kehangatan itu. Suaminya mas Syamsul tidak dapat bercinta serta cepat berejakulasi sampai membuat Mufidah frustrasi serta sedih tetap. Disuatu senja Mufidah lihat pak Renggo saat itu juga Mufidah langsung terkesima waktu lihat pak Renggo kencing di balik pohon nangka tengah menggenggam penisnya yang bergantung panjang serta besar seperti pisang sundul.

Mufidah melihat dari balik kaca hitam jendela tempat tinggalnya, dengan badan menggeletar Mufidah melihat batang kejantanan pak Renggo yang wajahnya sangar itu akan tetapi alat kelaminnya benar-benar membuat Mufidah jadi menggelegak nafsu birahinya. Mufidah tidak ingat kembali setatus sosialnya yang berdarah ningrat serta menjadi seseorang isteri resmi mas Syamsul, waktu itu yang teringat dalam pikirannya begitu enaknya penis besar panjang itu jika mengaduk aduk dalam vaginanya. Pengalaman Mufidah waktu disetubuhi oleh lelaki yang miliki penis besar sudah menghidupkan libidonya yang tertidur. Sesudah tuntas kencing, pak Renggo mengeringkan bekas air seninya lewat cara menggoyang goyangkan penisnya. Walau penis itu dalam kondisi lemas akan tetapi demikian panjang serta besar sekali. Mufidah lantas memikirkan bagaimana jika penis itu dalam kondisi ereksi.

Pak Renggo memang dengan menyengaja lakukan itu sebab bagaimanapun pak Renggo sudah mengetahui jika ibu muda itu tengah terbelalak matanya lihat penisnya dari balik jendela berkaca hitam, pak Renggo sudah mengetahui rutinitas Mufidah yang seringkali duduk menghadap jendela tiap-tiap sore hari sekalian hirup secangkir teh manis hangat. Jadi dengan disengajanya kembali pak Renggo mengelus ngelus batang kejantanannya yang berurat sampai ereksi seperti tongkat hitam, cuma itu yang dapat dikerjakan oleh pak Renggo untuk memancing gairah ibu muda yang cantik isterinya pak Syamsul, mengenai untuk melakukan perbuatan setelah itu pak Renggo tidak berani jenis macam.

Mata Mufidah terbelalak lebar saat lihat penis pak Renggo semakin menegang serta besar dari balik jendela. Pak Renggo selalu mengocok ngocok penisnya selain pohon nangka, serta tampak muka pak Renggo meringis nikmat sekalian mengkhayalkan tengah menyetubuhi Mufidah, makin lama makin cepat kocokan pada penisnya, serta pak Renggo mengeluh nikmat waktu batang hitamnya menyemburkan lahar panas serta air mani pak Renggo seolah menyemprot kejendela tempat di mana Mufidah terpaku melihat pak Renggo beronani, sebab jarak pohon nangka tempat pak Renggo beronani cuma berjarak dua mtr. dari jendela tempat Mufidah melihat tindakan gilanya pak Renggo.

Badan Mufidahpun turut menggeletar waktu lihat semprotan air mani pak Renggo demikian jauh jangkauannya seolah-olah menyembur kewajahnya. Selesai telah hasratnya pak Renggo mempertontonkan onaninya, serta pak Renggo berpura pura tidak paham jika ibu muda itu melihat begitu dahsyatnya semburan air mani yang keluar dari penis beruratnya, lantas pak Renggo berjalan masuk dalam rumah dinas itu ke arah kamar mandi. Saat waktunya makan malam datang mas Syamsul ajak pak Renggo untuk makan bersama dengan, sajian malam yang disiapkan oleh Mufidah disantap habis oleh pak Renggo, dalam pikiran Mufidah jika seorang dengan lahap memakan makanannya sampai selesai, lelaki itu tentu begitu lahap ikut dalam bersetubuh. Malam itu Pak Renggo seperti belum pernah ada peristiwa apakah apa di depan ibu muda itu, meskipun pak Renggo tahu jika Mufidah tetap memerhatikan gerak geriknya pada saat mereka bertiga makan bersamanya. Meskipun pak Renggo cuma bercelana komprang hitam akan tetapi Mufidah begitu tahu di balik celana lebarnya tersembunyi batang penis panjang berurat yang bergantung sebesar pisang sundul.

Malam itu Mufidah resah waktu ada di tempat tidur, disebelahnya sang suami telah tertidur nyenyak, Mufidah lalu bergerak bangun keruang dapur untuk menghilangkan hausnya serta setibanya Mufidah didapur dia dikagetkan oleh nada pak Renggo yang menegur ramah…belum tidur ya..bu !, “Oh Ya pak Renggo, saya haus nih serta ingin minum, saya sulit tidur malam hari ini pak Renggo…gak tahu tuch mengapa malam hari ini saya susah sekali tidur”, “Oh mungkin ibu banyak pikiran barang kali kata pak Renggo, atau ibu masuk angin serta tidak enak tubuh jadi sulit tidurnya. Lantas Mufidah turut duduk disebuah bangku plastic yang tiada sandaran, yang lalu Mufidah selalu menyikapi ucapannya pak Renggo sekalian menceritakan naglor ngidul. “ Ya pak mungkin saya masuk angin nih…..serta tiada diminta oleh Mufidah pak Renggo sudah berdiri dibelakang Mufidah sambil berbisik ditelinga ibu muda itu….” Ibu saya pijati ya agar hilang masuk anginnya sekalian tangan pak Renggo mulai memijati dengan lembut bahu Mufidah. Mufidah lantas menganggukan kepalanya sinyal sepakat untuk dipijati oleh pak Renggo.

Tangan kekar pak Renggo terasanya hangat serta geli dirasa oleh Mufidah saat menyentuh kulit halusnya, pijatan pak Renggo merambat naik keleher jenjangnya serta dengan lembut pak Renggo memijat dengan jari jarinya yang kasar pada tengkuk Mufidah, pijatan pak Renggo terasanya nikmat dirasa oleh Mufidah serta saat yang bertepatan suatu yang mengeras serta hangat menyentuh kulit punggung Mufidah dari balik pakaian tidurnya, Pak Renggo tidak cuma memijat bahu serta lehernya Mufidah namun ikut pak Renggo menggesek gesekan batang penisnya yang mulai menegang dari balik celana komprangnya pada punggung Mufidah. Wanita itu mulai dijalari sensasi birahi serta Tubuhnya menggeletar saat itu juga waktu tangan kekar pak Renggo turun menelusuri memijat ke-2 lengannya, entahlah disengaja ataukah tidak jari kasar pak Renggo menyenggol ke-2 payudaranya yang ranum itu, serta dengan batang kejantanan pak Renggo yang semakin menegang yang makin mendesak punggungnya terasanya menyalurkan arus hangat penuh rangsangan.

Mufidah makin mendesah saat dengan tau-tau pak Renggo menciumi leher jenjangnya sekalian berbisik ditelinga Mufidah…”Ibu ingin rasakan hangatnya kejantananku…., “Ayo bu… katakan saja janganlah malu malu, saya tahu ibu begitu menginginkannya malam ini”…dan saya ketahui pak Syamsul belum pernah memuaskan keinginan ibu”, “ Agggh… Mufidah seperti terhipnotis dengan perkataan lelaki tua itu, serta badan mulus isteri pak Syamsul telah dalam kondisi telanjang saat pak Renggo membopongnya masuk dalam kamar yang sempit pak Renggo, Mufidah sangatlah pasrah dalam cengkraman pak Renggo karena diterpa nafsu birahi tinggi, walau pak Renggo sudah berumur lanjut akan tetapi langkah dia membuai kepekaan gairah kewanitaannya dapat diacungkan jempol sampai membuat Mufidah terlena masuk pergerakan badai nafsu lelaki tua itu.

Sekujur badan Mufidah habis dijilati dengan lidah kasar pak Renggo, serta buah dadanya tidak lepas dari tujuan mulut pak Renggo lalu lelaki tua itu mengisap rakus putting susunya yang semakin menegang, Mufidah mengeluh seperti anak kucing saat vaginanya dijilati oleh pak Renggo serta klitorisnya diemut emut gemas oleh lelaki tua itu, badan sintal Mufidah yang berdarah ningrat semakin mengejang, tubuhnya melengkung keatas diterpa nikmat waktu pak Renggo menggigit lembut klitorisnya….”Aaaagggh Oooh ampuuuun pak Renggo”, Mufidah berkelojotan saat jilatan dan gigitan gemas pak Renggo pada vaginanya membuat Mufidah orgasme saat itu juga, malam itu erangan nikmat Mufidah penuhi ruangan kamar yang sempit sesempit vaginanya yang diobok obok pak Renggo.

Ibu muda yang cantik beranak dua itu tidak mempedulikan kembali kondisi sekelilingnya, tidak peduli jika suaminya tengah ada di rumah, kesenangan itu sudah membuat Mufidah jadi meracau tidak karuan….”Ooooooh pak Renggo setubuhilah saya sesukamu…cepat pak” “ Setiap saat jika bapak ingin saya tetap bersedia disetubuhi. Pak Renggo yang situkang kebun sudah membuat nyonya majikannya mengeluh manja meminta disetubuhi dengan permainan awalannya, telah lama pak Renggo merindukan agar bisa menyetubuhi wanita cantik berdarah ningrat ini, akan tetapi baru malam itu pak Renggo bisa menyentuh kulit halus isteri pak Syamsul.

Saat sampai puncak birahinya tanpa kembali terlihat watak darah birunya, yang ada cuma darah merah yang meningkatkan jantungnya untuk sampai klimaks nafsu birahi. Pak Renggo merenggangkan kaki indah Mufidah sekalian dijilati telapak kakinya, badan Mufidah semakin bergetar saat jilatan lidah kasar pak Renggo pada telapak kakinya seperti arus saluran listrik yang menggelitik kepekaan simpul syarafnya, memek Mufidah terlihat merah merekah dengan cairan bening yang sudah meleleh keluar dari vagina waktu otgasme, serta panorama lembah kesenangan yang berumput subur itu membuat gairah nafsu pak Renggo menggelegak, penis beruratnya semakin menegang serta Mufidah pejamkan matanya saat batang hitam besar itu mulai menyentuh bibir vaginanya, Mufidah mengeluh saat pak Renggo mulai masuk penisnya dengan perlahan…..”Oooooh pak besarnya, sakiiiiiit pak”….” Perlahan perlahan pak…Agggh,,,Ampuuun… “Sakitnya Hanya sesaat koq bu…., ibu saya entot ya”…”Ibu ikhlaskan jika ibu saya setubuhi ?…”Ibu dapat memperbedakan rasa-rasanya bila dientot sama saya, ibu…suka dengan kontol besar ini ?, serta kata kata kotor pak Renggo semakin membuat nafsu birahi Mufidah mencapai puncak, kata kata itu seolah menghipnotis jiwanya yang pada akhirnya batang besar panjang pak Renggo makin masuk dalam liang vagina Mufidah yang sempit itu Blesssss…… Pak Renggo mendiamkan penisnya sekejap supaya Mufidah bisa menghayati enaknya kedutan penis besarnya serta menyesuaikan.

Badan Mufidah menggeletar saat terima hangatnya kejantanan pak Renggo, liang vaginanya terasanya sesak seolah akan pecah, dan… perasaan kesenangan mulai menderanya saat pak Renggo dengan perlahan-lahan menarik penis itu sampai yang tersisa kepala penis yang masih tetap melekat dibibir vagina, lantas dengan menghentak deras disorongkan masuk kembali dalam memek Mufidah serta itu dikerjakan pak Renggo berulang lagi kali sampai membuat biji mata Mufidah terbeliak keatas, seperti anjing yang tengah kawin Mufidah melolong histeris…”Oooooh ampunnnn pak, enaaaak, setubuhi saya paaaak selalu pak” Ibu muda yang berjilbab jika bila ada di luar rumah sekarang mengeluh nikmat waktu vaginanya ditusuk dengan penis hitam besar.

Lelaki tua yang bernama Renggo itu sudah membuat sukma Mufidah terasanya terbang keawang awang serta badan kedua-duanya sudah bersimbah keringat birahi, dengan gagah perkasa pak Renggo meningkatkan kuda betinanya yang cantik dalam dekapan serta hentakan batang kejantanannya. ‘ Bagaimana Bu….”enak ya perasaan kontol besar panjang…he heee” Mari bu goyangin pantatnya dong….rupanya ibu senang dientot sama penis besar ya…..serta kata kata kotor pak Renggo membuat Mufidah makin terangsang, kata kotor yang penuh sensasi itu dibisikan pak Renggo pada telinganya berulang lagi sekalian masih mengayunkan pantatnya turun naik, pergerakan hentakan penis pak Renggo mulai tidak teratur kembali sebab turut diterpa nafsu birahi waktu menyetubuhi wanita bertubuh sintal itu.

Mufidah juga bisa memperbedakan perasaan kesenangan yang didapatkan dari pak Renggo dengan pada saat Mufidah disetubuhi oleh suaminya tidak pernah dia rasakan tekanan nafsu demikian begitu memuncaknya sampai keubun ubun, permainan sex pak Renggo sudah membuat Mufidah orgasme berkali kali. Ouuugh bu….memek ibu benar-benar legit…enak rasanya….Ssssaya mauuukeluar ikut bu…. “didalam apakah di luar nih”……”Oooooh pak….. aaampuuuun…enaaaaknya di dalam saja, semburkan…cepaaaat di dalam pejuhnya paaaaak, Aaaaghhh ampuuuun”. “Ibu ingin jika saya hamili….” “Aaaaghhhh…. “ya yaaa pak hamili saja saya pak Renggo”.

Akal pikiran Mufidah sudah buntu sebab diterpa oleh kesenangan dari semburan lahar panas lelaki itu, sampai tiada sadar Mufidah meracau tidak karuan. Air mani pak Renggo yang menyembur begitu deras itu menyentuh basic rahimnya hingga membuat Mufidah berkelojotan dengan badan melengkung naik keatas mengusung badan pak Renggo yang menindihnya. Penis berurat pak Renggo makin dalam menyerang vagina Mufidah sampai mentok didasarnya. Pak Renggo mengaum seperti harimau luka, penisnya terasanya dihisap oleh cengkraman denyut memek Mufidah yang menggigit lembut…..”Ooooh memek ibu enaaaaak teunaaaan “.

Serta badan kedua-duanya menempel jadi satu dengan deru nafas sama-sama mengincar kedua-duanya sampai puncak birahi. Mufidah tidak menduga walaupun tinggal dipulau terpencil ini dia dapat nikmati kembali sempurnanya permainan sex walau dengan lelaki tua akan tetapi begitu perkasa diranjang. Serta tampilan Mufidah satu hari hari masih seperti umumnya, dengan pakaian panjang serta berjilbab akan tetapi Mufidah bukan Mufidah yang seperti dahulu kembali. Wanita berdarah ningrat yang alim itu akan tetapi dibelakang suaminya Mufidah ialah figur wanita yang haus akan batang kejantanan lelaki perkasa. Karena Mufidah sudah diperkosa oleh teman dekat suaminya membuat Mufidah merindukan tetap batang kejantanan lelaki perkasa agar bisa memuaskan dahaganya, Mufidah sekarang alami kelainan sex serta dia akan terasa senang jika disetubuhi oleh lelaki yang berpenis besar dan panjang. Serta untuk penuhi hasratnya Mufidah sudah memperoleh dari tukang kebunnya, serta kesempatan itu ikut tidak disia-siakan oleh pak Renggo untuk mencicip badan seksi wanita yang berdarah ningrat untuk disetubuhi pak Renggo. Jika mas Syamsul pergi kota untuk beberapa waktu, peluang untuk menyetubuhi Mufidah makin bebas dikerjakan, serta kadang Mufidah merengek rengek meminta disetubuhi oleh pak Renggo walau sang suami masih tetap ada di rumah, Mufidah seringkali menyelusup masuk dalam kamarnya pak Renggo dalam kondisi telanjang, dikamar sempit itu makhluk yang berbeda type itu meningkatkan birahi liar serta buah dada Mufidah yang montok indah akan tetap jadi tujuan mulut pak Renggo untuk menyusu pada ibu muda itu.

Erangan nikmat Mufidah dan goyangan erotisnya saat disetubuhi pak Renggo jadi obat perangsang birahi buat lelaki tua itu selalu untuk menghempaskan Mufidah kepusaran badai kenikmatannya. Jadilah Mufidah budak nafsunya pak Renggo serta pak Renggo tetap membuat selesai nafsu birahi Mufidah sampai Mufidah dibikin mengerang…., mengejang…. Saat dengan liar Mufidah bergoyang erotis di atas badan kekar pak Renggo, sekalian meremas remas payudara Mufidah, mata pak Renggo merem melek nikmati goyangan pinggul Mufidah dengan vaginanya yang penuh disesaki oleh penis beruratnya. Mufidah seperti penari jalang waktu menghentakan pinggulnya turun naik dengan ke-2 tangannya bertopang di dada bagian pak Renggo…..”Oooooh yeeeeah…tubuh ibu muda itu meliuk liuk seperti penari jalang, Aaaggggh….Ouuuuuph….paaaak…..kontolnya sampai mentoooook,…enak paaaak “. Badan Mufidah bercahaya indah bermandikan keringat birahi saat ada di atas badan kekar yang dikangkanginya….Mufidah dengan semangat meningkatkan kuda jantannya untuk sampai puncak kesenangan yang akan diraihnya, ayunan vaginanya yang turun naik makin liar membenam pada penis berurat pak Renggo serta memek Mufidah makin basah oleh lender pelicin yang mengalir dari liang vagina.

Dengan kepala mendongak keatas serta biji mata membelalak Mufidah selalu serta selalu meningkatkan di atas badan kekar lelaki tua tukang kebunnya. Pak Renggo memberi peluang pada ibu muda itu untuk mencapai sendiri kesenangan nafsu birahi, tangan kekar pak Renggo tidak tinggal diam, dengan kasar diremasnya pantat bahenol Mufidah sampai Mufidah mengeluh meredam sakit bercampur nikmat, remasan kasar dibarengi hentakan dari penis yang menyerang keatas semakin liar, Saat Mufidah akan sampai pada puncak birahinya, lantas disambarnya bibir pak Renggo serta Mufidah melumat gemas dengan bibir sensualnya sekalian selalu mengayunkan pantatnya turun naik. Badan kedua-duanya menempel jadi satu bersimbah keringat birahi tinggi….”Ooooouuh, ammmpun…enaaak”, serta badan Mufidah berkejat kejat di atas badan pak Renggo waktu dia memperoleh orgasmenya yang prima, Mufidah memeluk erat badan kekar lelaki tua itu sampai ke-2 payudaranya menempel di dada berotot pak Renggo. Serta sekarang wanita cantik berdarah ningrat itu ditindih gentian kembali oleh pak Renggo serta dengan buasnya pak Renggo menyetubuhi ibu muda itu sampai tubuhnya berkelojotan memperoleh orgasmenya kembali, pak Renggo belumlah terasa senang jika belumlah dapat membuat Mufidah mengeluh histeris waktu dia setubuhi, lantas ditengkurapkan badan Mufidah dengan tempat menungging serta dengan keras dihujamkan penis beruratnya dalam vagina yang sempit itu, badan Mufidah bergetar hebat waktu Penis pak Renggo ambles masuk dalam liang memeknya yang sudah becek, sekalian meremas payudara indah Mufidah pak Renggo mengayunkan penisnya maju mundur dengan ganas serta liar, dengan geramnya kulit punggung Mufidah yang halus itu digigit oleh pak Renggo, perasaan sakit bercampur dengan nikmat membuat badan Mufidah mengejang mengeluh histeris…..”Aaammmmpuuuuuun pak….. Ooooh selalu pak…..entotin saya yang kuat paaaaak “.

Batang penis besar itu seolah merobek liang vagina Mufidah serta kedutan penis yang keras itu membuat dinding vaginanya dengan elastis turut berdenyut meremas remas kontol pak Renggo….”Ouuuuh..Aggghh..”Pak Renggo dibikin mengeluh oleh cengkraman vagina Mufidah yang berdenyut denyut, lelaki tua itu masih menjaga ejakulasinya supaya janganlah meledakan lahar hangat dipertengahan permainan liarnya waktu meningkatkan kuda betina yang tengah meringkik nikmat ke arah garis finis. Rambut panjang Mufidah dibikin seperti tali kekang serta hentakan penis pak Renggo kadang cepat kadang perlahan-lahan. Waktu ayunan penis pak Renggo dibikin perlahan-lahan serta lembut Mufidah mengeluh …mengejang serta meracau… “Ooooh…enak…enaaaak pak, selalu paaaak saya senang dientot sama kontol besaaaaaar paaaaak” Serta pantat Mufidah bergoyang erotis ikuti irama ayunan hujaman penis pak Renggo, tubuhnya menggeletar serta perasaan sakit rambutnya yang dijambak oleh pak Renggo bercampur dengan perasaan nikmat…wajah Mufidah menengadah kelangit langit kamar dengan ke-2 matanya terpejam….nikmati gesekan penis pak Renggo seperti gelombang disamudera. ” Ayooo bu goyang selalu !…. Mari sayangku yang binal goyang selalu, teruuuuus,serta buah pantat Mufidah dipukuli oleh telapak tangan kasar pak Renggo, perasaan sakit bercampur nikmat itu membuat gairah Mufidah makin menggebu seperti orang kesurupan Mufidah menggoyangkan pinggulnya ikuti irama tusukan penis pak Renggo.

Tangan kekar pak Renggo tidak sempat diam serta dengan gemas diremasnya ke-2 payudara Mufidah dengan kasar dan ayunan penisnya makin liar serta cepat, dengan nafas mengincar pak Renggo menghujamkan penis besarnya keluar masuk…Mufidah mengeluh histeris seperti orang hilang ingatan, badan Mufidah turut berguncang guncang karena hentakan penis pak Renggo yang menyetubuhinya dari arah belakang…..”Aaaaaapuuuuuun pak…Oooooh…”. Mufidah melolong panjang dengan badan berkelojotan, sekalian mendekap serta meremas payudara Mufidah…lalu pak Renggo membisikan suatu pada ibu muda itu…. “ Ibu senang ya jika saya entotin….Ayoo katakan bu….” “Yaaaa paak…teruuuus…enaaak pak”. “ Nah…artinya ibu telah jadi isteri yang jalang yang menyukai ngentot”. Ayoo jawab….manisku….” sebab diterpa oleh perasaan akan sampai puncak kesenangan, Mufidah menjawab sekalian merengek….”Oooooh pak….selalu pak….setubuhi saya sesukamu…Aaaaah Ouuuuhggg…saya senang dientot sama bapak”.Tau-tau dengan kuat serta kasar pak Renggo menghujamkan penis besarnya kembali sampai membuat Mufidah menjerit histeris…..”Ouuuuggh……Ampuuuuuuun saya sampai paaaak….enaaaaak pak….teruuuuus pak entot yang kuat”. Serta badan Mufidah menggelosor ambruk ketempat tidur, sesaat penis besar pak Renggo masih tetap mengobok obok di dalam vaginanya sampai menyentuh basic rahimnya, sukma Mufidah terasanya terbang keawang awang dengan biji mata mendelik serta badan berkelojotan Mufidah menghayati puncak kenikmatannya yang prima.Pak Renggo lantas mencabut penisnya serta mengusung badan Mufidah supaya duduk bersimpuh, penis besar itu lalu disorongkan kewajah Mufidah…”Ayooo kekasihku…..cepat hisap serta jilati dengan lidahmu”…saya ingin ibu bisa rasakan manisnya madu batang kejantananku….serta dengan patuhnya Mufidah melakukan perintah pak Renggo…dikocoknya penis berurat itu sambil memasukan dalam rongga mulutnya keluar masuk…..badan Mufidah terasanya bergetar saat sensasi perasaan hangat penis pak Renggo berdenyut denyut ditenggorokannya serta liang vagina Mufidah turut berdenyut.

“Ouuughhh teruuus bu….rupanya ibu juga suka mengulum penis…” baru mengetahui rasa-rasanya yaaaa bu. He heeee enak ikut mulut mungil ibu…saya entot”, “Agggghuuup…..terusin bu…terusss jilat….Ooooooh sesaat kembali madunya keluar” serta badan pak Renggo mulai berkejat kejat meredam ejakulasinya yang diambang pintu, dengan kuat kepala Mufidah dipegang oleh pak Renggo sekalian semakin membenamkan keselangkangannya, biji mata pak Renggo terbeliak keatas serta kakinya bergetar hebat waktu lahar panasnya menyembur dalam tenggorokan Mufidah….serta cairan kental itu sampai meleleh keluar melalui sela bibir mungil Mufidah….”Ayooo bu.. telan semua air pejuhku” Mufidah sampai tersedak…ia rasakan air hangat kental itu semakin banyak dalam mulutnya, rasa-rasanya seperti putih telur ayam, Mufidah baru mengetahui jika menjilati penis lelaki termasuk juga kesenangan yang menggairahkan simpul syarafnya…..serta pengalaman ini cuma Mufidah temukan dari pak Renggo yang begitu perkasa di atas ranjang…bermacam tempat bersetubuh sudah diterapkan oleh pak Renggo situkang kebun sampai membuat Mufidah makin mesra serta manja pada lelaki tua itu….serta dengan rakusnya Mufidah selalu menjilati bekas sisa air maninya pak Renggo sampai kering, serta batang hitam itu digesek gesekan oleh pak Renggo pada pipi serta hidung mancung Mufidah, penis itu terasanya hangat serta dengan lembutnya Mufidah mengelus ngelus batang kejantanan yang sudah memuaskan dahaganya. Serta tanpa bosannya Mufidah memandangi penis itu dengan perasaan takjub, penis besar panjang yang sudah memberi sejuta kesenangan untuk dia, pak Renggo selalu menyetubuhi Mufidah dengan tempat tidur miring, penis besarnya menghujam vagina Mufidah dari arah belakang, tangan kekar pak Renggo tetap meremas remas payudara montok punya Mufidah…Ibu muda itu mengeluh manja saat pak Renggo menjilati belakang telinganya sambil berbisik….”Ooooh saya senang ngentotin ibu…memek ibu enaaaaak teuuunan”, Mufidahpun turut meracau nikmat “Ouuugggh paaaak setubuhilah saya….entot yang kuat….semprotkan pejuh bapak ke memek sayaaa…ampuuuuun enaaaak”. “ Ooooughhhhh, baik….kekasihku yang jalang…. akan kutaburkan benihku supaya kau hamil”, Ibu…mau jika saya hamili ?, Yaaa paaak setubuhilah saya sampai hamil “.

Kedua-duanya bersetubuh sampai pagi pada saat mas Syamsul tengah ke Jakarta mengatur tugasnya, kedua-duanya seperti sepasang suami isteri yang tengah berbulan madu sampai Mufidah tertidur nyenyak dalam dekapan hangat pak Renggo situkang kebun. Saat dua minggu Syamsul ada di Jakarta, saat dua minggu itu juga Mufidah menyelesaikan nafsu birahinya pada pak Renggo. Ibu muda yang tetap berjilbab serta berpakaian panjang jika keluar rumah, sekarang terlena oleh kejantanan pak Renggo waktu ada diranjang. Mufidah tidak mempedulikan kembali siapa dianya, seseorang wanita terhormat dari kelompok ningrat dengan latar belakang pendidikan sarjana ekonomi yang sudah jatuh dalam pelukan tukang kebunnya sebab diterpa oleh nafsu birahi, Mufidah alami kelainan sex akibatnya karena perkosaan Hendri teman dekat suaminya waktu tinggal di Jakarta dahulu. Pak Renggo yang sudah berusia 65 tahun sudah jadi kekasih gelapnya disebuah pulau terpencil, di mana sang suami tercintanya ditugaskan oleh pimpinan perusahaannya dipulau terasing itu. Siang hari itu Mufidah tengah mendesah nikmat waktu disetubuhi oleh lelaki tua itu dipekarangan belakang rumah, saat lihat Mufidah pulang dari pasar dengan menggunakan pakaian biru panjang serta berjilbab merah membuat darah tua pak Renggo menggelegak naik keubun ubun, saat itu pak Renggo tengah bersihkan rumput dibelakang rumah dinas yang dihuni oleh Mufidah serta suaminya, serta situasi didesa terpencil itu sangat sunyi serta jarak rumah dengan rumah yang lain begitu berjauhan, itu yang membuat pak Renggo berani menyetubuhi Mufidah dipekarangan belakang rumah dialam terbuka, cukup dengan mengusung naik baju bawah ibu muda itu keatas pinggangnya, pak Renggo menghujamkan penis besarnya dalam vagina Mufidah dari arah belakang, serta ke-2 tangan Mufidah bertopang pada sebatang pohon nangka yang teduh.

Panorama lihat muka Mufidah meringis mengeluh nikmat makin membuat pak Renggo bernafsu, ibu muda itu disetubuhi oleh pak Renggo masih tetap dengan menggunakan jilbabnya, sensasi nikmat pak Renggo ingin menyetubuhi Mufidah dengan berjilbab terwujud sudah….serta pantat gempal Mufidah bergoyang erotis ikuti irama hujaman penis berurat pak Renggo…..”Uuuuuughhh pak….enaaaak….selalu paaaak setubuhi saya dengan kuat….ampuuuun”. Berbau keringat pak Renggo yang seru merangsang syaraf kewanitaan Mufidah, keringat seru lelaki jantan seperti pak Renggo benar-benar menggairahkan nafsu birahinya, badan kekar berotot lelaki tua itu demikian mempesona sekali waktu Mufidah melihat kebelakang saat pak Renggo dengan buas menghujami penis besar dalam vaginanya yang berkedut kedut. Dengan dahi berkerut serta keringat membasahi badan telanjangnya, pak Renggo terlihat perkasa dalam pandangan Mufidah….”Ooooh enaak teunan memekmu sayang…..memek ibu legit serta sempit”… bisik pak Renggo sekalian meremas payudara Mufidah. “Ayooo katakan bu….manakah yang besar penisku sama miliki suamimu…mana yang enak…ngentot denganku apakah dengan pak Syamsul….”Ayoooo jawab lonteku yang jalang”. Racauan pak Renggo semakin membuat Mufidah terangsang…..”Ouuuugghhhhh…….Besarnya kontol ini…..Ouuuhh pak ….enaaaaak dientot sama penismu… ampuuuuuun…….tolong, teruuuuus yang kuat masukin penis besarmu…aku senang disetubuhi sama bapaaaaaaaak…Oooooooooh yiaaa…ampun pak.

Badan Mufidah pada akhirnya berkejat kejat dengan biji mata mendelik keatas serta cengkramannya pada pohon nangka itu makin kuat waktu orgasme menghajar puncak birahinya, serta semburan lahar panas pak Renggo dirasa Mufidah menghentak sampai keubun ubunnya, lahar panas kental pak Renggo menyembur dengan deras kedasar rahim vaginanya, memek Mufidah berdenyut denyut mencengkram memeras batang penis pak Renggo yang berkedut kedut, badan pak Renggo menggeletar waktu semburan lahar panasnya meledak didasar lembah ibu muda itu, dicengkramnya dengan kuat kuat pantat Mufidah yang bahenol saat pak Renggo berejakulasi dengan meraung seperti seekor serigala liar…”Aaaaaagghhhhh….Houuupsssss…Ooooh Looontee manis enaaaak teunan tempik sempitmu,” serta remasan pada payudara Mufidah makin kuat sampai membuat badan Mufidah turut mengejang dibarengi raungan nikmatnya…..”Ooooooh enak enaaaak pak…kontolmu enaaaak….selalu terus pak…setubuhilah lontemu.”Mufidah betul-betul nikmati sensasi aneh yang menjalari semua simpul syarafnya waktu disetubuhi oleh pak Renggo dipekarangan belakang rumah, pengalaman pertama disetubuhi oleh lelaki tua dialam terbuka membuat degup jantung Mufidah semakin berdebar kencang pada takut disaksikan orang bercampur dengan nikmat yang mengincar, Mufidah merengek manja meminta untuk selekasnya diselesaikan gairah syahwatnya oleh pak Renggo, “Oooooh pak…setubuhilah akuuu…cepaaat paaak..berilah saya..kepuasaaaan pak Renggoooo”.

Lelaki tua itu sangatlah memahami dengan Susana di tempat terpencil itu, jika sangat jarang orang yang akan berlalu hilir mudik di sekitar rumah dinas itu, jadi dibiarkannya Mufidah mengeluh histeris…” Ayooo bu…mengeranglah….nada jeritanmu begitu indah…”Ayoo lonte manis..goyangin selalu pantat bahenolmu”, Badan Mufidah menggeletar berkejat kejat sampai puncak enaknya bertepatan dengan menyemburnya lahar panas pak Renggo, serta badan kedua-duanya menggelosor jatuh kerumput hijau bersimbah keringat syahwat. Masyarakat dipulau itu sudah mengetahui benar siapa pak Renggo yang sebetulnya, pak Renggo ialah sisa seseorang terpidana yang sewaktu mudanya ialah seseorang gembong perampok yang sangat ditakuti, akan tetapi sejak dia bebas dari penjara, pak Renggo pergi merantau ke Sumatera serta terdampar dipulau terpencil ini.

Pak Renggo mulai mengubah langkah jalan hidupnya dengan berkebun dipulau kecil itu, lelaki tua itu tidak ingin kembali terjun kedunia hitam sebab terasa dianya telah tua, ditambah lagi sekarang statusnya ialah seseorang duda tiada anak yang ditinggal mati oleh isteri tercintanya, telah tujuh tahun lamanya pak Renggo tidak sempat rasakan kehangatan badan seseorang wanita, waktu dia di tawarkan oleh pak Syamsul menjadi tukang kebunnya merangkap penjaga rumah, di rumah itu pak Renggo bisa lihat kemolekan badan dan kecantikan seseorang wanita yang bernama Mufidah isterinya pak Syamsul. Pada awalnya Mufidah demikian begitu takut lihat pak Renggo, sebab muka lelaki tua itu demikian seram serta sangar dalam pandangan Mufidah, dengan muka penuh dihiasi dengan berewok serta dadanya berbulu, pak Renggo terlihat seperti seekor Kingkong dengan tubuhnya yang tinggi besar serta kekar berotot, pengalaman kekerasan hidup sudah jadikan pak Renggo terlihat menyeramkan. Akan tetapi sebab pak Renggo begitu rajin serta pintar menyesuaikan diri di depan pasangan suami isteri terpelajar itu, lama kelamaan perasaan takut Mufidah hilang dengan sendirinya, bahkan juga sekarang demikian sebaliknya Mufidah demikian kagum pada keperkasaan pak Renggo di tempat tidur.

Sebab memang awalannya pak Renggo sisa seseorang lelaki dari dunia hitam, serta pasti tidak semua sifatnya dapat beralih keseluruhan seperti yang diinginkan olehnya. Masih tetap ada-ada saja karakter liarnya saat satu malam pak Renggo yang tengah meronda mengeliling seputar rumah dinas itu, tiada menyengaja pak Renggo dengar desahan seseorang wanita yang tengah bercinta, serta pak Renggo tahu jika nada itu datangnya dari kamar pak Syamsul, jadi dengan perasaan ingin tahu pak Renggo coba melihat dari sela jendela serta dengan kepiawaiannya menjadi sisa gembong penjahat jadi dengan sangat gampang pak Renggo membuat daun jendela itu terkuak tiada bersuara, dengan jantung berdegup kencang dan jakun turun naik pak Renggo melihat pak Syamsul yang tengah menyetubuhi isterinya, serta panorama itu begitu jelas sekali sebab pada saat pasangan suami isteri itu bersetubuh tiada mematikan lampu diruang kamarnya, waktu itu Syamsul dengan bernafsunya tengah menggumuli isterinya yang cantik itu, akan tetapi cuma dalam seringkali genjotan Pak Syamsul telah memuntahkan lahar panasnya dalam memek isterinya, serta terlihat dari kerutan muka ibu muda itu penuh dengan kekecewaan sebab tidak memperoleh puncak kesenangan sesaat sang suami cepat berejakulasi dalam tempo waktu cuma satu menit, Syamsul langsung tertidur nyenyak sesudah melepas hajatnya, sesaat isterinya masih tetap dengan badan telanjangnya coba mencapai kenikimatan lewat cara bermasturbasi, dengan tangan kanan meremas remas payudaranya sendiri serta tangannya yang satu mengutil ngutil klitorisnya, panorama itu sudah membuat nafsu birahi pak Renggo menggelegak serta pak Renggo kembali kekamarnya dengan sempoyongan, serta dikamarnya yang sempit itu pak Renggo lakukan masturbasi sekalian memikirkan muka Mufidah yang cantik bertubuh montok, tindakan melihat pasangan suami isteri yang tengah bersetubuh itu sering dikerjakan oleh pak Renggo yang disudahi dengan beronani serta lelaki tua itu selalu berkhayal tiap-tiap malam.

Baca Juga : Cerita Dewasa Gigolo Berlangganan Tante Girang

Payudara Mufidah yang indah serta kenyal dan lekuk badan moleknya ialah menjadi object impian pak Renggo waktu beronani. Sampai dalam satu waktu pak Renggo sukses mempertontonkan penis beruratnya dengan berpura pura kencing serta batang kemaluannya diacungkan mengarah jendela di mana waktu itu Mufidah lihat dari balik jendela yang berkaca hitam, badan Mufidah bergetar serta ibu muda itu terhipnotis waktu lihat penis berurat pak Renggo situkang kebun. Mulai sejak itu Mufidah yang berdarah ningrat sudah terbawa pada pergerakan badai birahinya pak Renggo, serta Mufidah yang berjilbab itu tetap merengek rengek meminta disetubuhi terus-terusan oleh Lelaki tua bernama Reggo Waskito. Serta Mufidah tetap rajin minum pil anti hamil untuk untuk memperoleh kesenangan badai birahi, walau waktu disetubuhi oleh pak Renggo ibu muda itu meracau serta merengek manja meminta dibikin jadi hamil. Racauan kata kata kotor pak Renggo serta racauan Mufidah waktu diterpa kesenangan ialah bumbu fantasi di atas ranjang birahi mereka. Mufidah tidak terasa canggung kembali jika disetubuhi pak Renggo disembarang tempat, serta untuk memperoleh sensasi kesenangan kadang kedua-duanya bersetubuh dipinggiran sungai di balik bebatuan besar yang manakah air sungai mengalir yang bergemuruh indah seperti nyanyian alam, kesanalah pak Renggo seringkali membawa Mufidah untuk lakukan persetubuhan, serta ibu muda itu tetap menurut saja dengan ajakan pak Renggo untuk mandi disungai yang sunyi itu, kedua-duanya sama-sama melumat sama mendesah di dalam air yang bening, badan indah ibu muda itu semakin menggairahkan dalam pandangan pak Renggo, geliat erotis Mufidah demikian memesona waktu orgasme, muka ibu muda itu makin terlihat cantik saat dia meraih puncak birahinya.

Hentakan dan hujaman penis pak Renggo tidak henti hentinya isi liang vagina sempit isteri pak Syamsul yang semakin jalang itu. Serta pak Renggo juga semakin kagum pada kecantikan serta badan molek Mufidah yang membuat pak Renggo tanpa jemu bosannya untuk menyetubuhi wanita yang haus birahi itu sampai berkelojotan dialiran sungai yang bercampur dengan semburan lahar panas pejuh Renggo Waskito serta Mufidah juga mengeluh histeris dengan sukmanya terasanya terbang kelangit tinggi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.