Senin, 25 Desember 2017

Cerita Sex Kenangan Indah Di Kamar Tante Nanik

Cerita Sex Kenangan Indah Di Kamar Tante Nanik - "Kriing .." Jam di atas meja memaksa saya untuk menyipitkan mata.

"Nah, terlambat" aku buru-buru bangkit dan lari ke kamar mandi.

Pagi itu saya memiliki janji untuk menjaga rumah bibiku. Oh ya, bibi saya cantik dengan wajah seperti aktris sinetron, namanya Ninik. Tinggi 168, payudara 34, dan tubuh langsing. Sejak kembali dari Malang, saya sering bermain di rumahnya. Hal ini saya lakukan atas permintaan bibi Ninik, karena suaminya sering ditugaskan keluar dari pulau





Oh ya, Bibi Ninik memiliki dua anak perempuan Dini dan Fifi. Dini adalah SMA kelas 2 dengan tubuh langsing, payudara 36B, dan tinggi 165. Sedangkan Fifi memiliki tubuh bongsor kecil untuk kelas 3 SMP, 168 tinggi dan payudara 36. Setiap saya berada di rumah bibi Fifi saya merasa seperti berada di harem Tiga wanita cantik dan seksi yang suka memakai pakaian transparan saat di rumah. Kali ini saya akan berbagi pengalaman dengan Bibi Ninik di kamarnya saat suaminya bertugas di luar pulau selama 5 hari.

Senin pagi, saya mengendarai sepedaku ke rumah bibi Ninik. Setelah menempuh perjalanan 15 menit, saya sampai di rumahnya. Aku memarkir motor langsung di teras depan. Sepertinya Dini dan Fifi masih belum berangkat ke sekolah, begitu juga Bibi Ninik belum berangkat kerja.

"Bertemu pagi semua" kataku sapaan biasa.
"Pagi, Mas Firman. Lho kok masih matted wajahnya, pasti sudah bangun ya?" Fifi menjawab salam saya.
"Yeah ya terlambat" jawabku membabi buta saat memasuki ruang keluarga.
"Fir, kamu antara Dini dan Fifi sampai sekolah ya Bibi belum mandi Belum ada kunci mobil dimana tuh biasanya." Dari bibi dapur menyuruhku.
"OK Bibi" jawabku sebentar.
"Ayo duo gadis paling manja di dunia ini." Aku berkicau saat masuk ke mobil. Iya lho, Dini dan Fifi adalah cewek manja, jika kamu selalu minta diantar.
"Daag Mas Firman, yang kemudian kembali ke rumah dipetik ya." Lalu Dini menghilang di balik pagar sekolah.
Selesai sudah tugas saya mengantarkan untuk hari ini. Aku membawa mobil itu ke rumah Bibi Ninik.

Setelah memarkir mobil saya langsung menuju meja makan, lalu mengambil bagian si tukang dan melahapnya. Bibi Ninik masih mandi, mendengar suara air cipratan agak keras. Lalu ada keheningan yang lama, setelah sekitar lima menit tidak ada suara air yang mulai saya curigai dan saya berhenti makan. Setelah meletakkan piring di dapur. Aku menuju pintu kamar mandi, tujuanku adalah lubang kunci yang tidak memiliki kunci. Aku mematikan lampu kamar tempat aku berdiri, lalu aku memejamkan mata ke lubang kunci. Di hadapanku ada pemandangan alam yang indah, tubuh bibi halus dan putih Ninik tanpa sehelai benang yang menutupi terlihat sedikit mengkilap akibat efek cahaya pada air pada kulit. Rupanya Bibi Ninik sedang masturbasi, tangan kanannya mengusap lembut vaginanya. Sementara tangan kiri membelai payudaranya bergantian kiri dan kanan.

Terdengar desahan lembut, "Hmm, ohh, arhh".

Aku melihat bibiku bersandar ke belakang, dengan tangan kanannya menegang ke dalam vagina. Ternyata bibi Ninik ini sudah mencapai orgasme. Lalu ia berbalik dan menuang air ke tubuhnya. Saya langsung pergi ke ruang tamu dan menyalakan televisi. Aku memunculkan pikiran porno di otakku, tapi tidak bisa. Tubuh bibi Ninik, membuatku gila. Aku membayangkan Bibi Ninik berhubungan seks denganku.

"Lho Fir, kamu lagi apa tuh tangan kamu tuh pakai celana jadi Hayo siapa yang kamu bicarakan? Nanti aku bilang ibumu kamu tahu." Tiba-tiba suara bibi Ninik mengejutkanku.
"Kamu pagi tadi pagi. Mbok ya malam ini, ada baiknya ada lawan." Celetuk bibi Ninik saat memasuki ruangan.

Saya terkejut saat mengatakan itu. Tapi saya berasumsi bahwa hanya sebuah lelucon. Setelah bibi Ninik pergi bekerja, saya sendirian di rumah yang sepi ini. Karena saya masih mengantuk saya mengganti celana dengan sarung dan masuk kamar bibi dan langsung tidur.

"Hmm .. geli" aku terbangun dan kaget, karena Bibi Ninik terbaring di sampingku sambil memegang tangannya. P dari luar sarung.
"Wow, maaf bibi ya, Tante bikin kamu bangun," kata Bibi sambil melepaskan pegangan yang telah membuat Mr P menegang 90%.
"Bibi meminta izin kepada atasan agar tidak masuk hari ini dan besok, karena alasan buruk. Setelah minum obat dari apotek, saya pulang ke rumah." Makanya saya bertanya mengapa saya tidak datang kerja.
"Ketika bibi memasuki ruangan, bibi melihat Anda tidur lagi di kasur bibi, dan sarung Anda terekspos sehingga pakaian dalam Anda terlihat. Tante begitu terangsang dan pingin memilikimu Hmm, gedhe juga Pu" Bibi terus pergi untuk menjelaskan perilakunya.
"Tidak apa-apa bibi, bukan pa pa kok. Pokoknya kata tahu bagaimana bibi masturbasi di pagi hari di kamar mandi" aku riang gembira.
"Jadi, jadi kamu .." Bibi terkejut dengan ekspresi setengah marah.
"Ya, begitulah kata Firman kepada bibi Maafkan aku Bibi tidak marah kan?" Sedikit takut juga kalau dia marah.

Tante terdiam dan suaranya menjadi tenang sekitar 10 menit. Sepertinya ada flush di jantung bibi. Lalu dia bangkit dan membuka lemari pakaian, tiba-tiba dia melepaskan baling-baling dan mengurai rambutnya. Dilanjutkan dengan hilangnya gaun putih tipis, jadi sekarang terpampang tubuh bibi yang jarinya ada di belakangku. Aku tetap di tempat tidur, memegangi jempol Mr. P di sarung saya. Bra hitamnya juga terlepas, lalu bibi itu menoleh padaku. Aku sangat canggung.



"Saya tahu Anda sudah lama menyentuh ini .." kata bibi lembut sambil memegangi bukit kembar.
"Emm .., tidak benar-benar bibi Maafkan aku," aku semakin canggung.
"Mengapa begitu munafik, sejak kapan?" Bibiku bertanya dengan ekspresi bingung.
"Makna Firman, jangan salahkan kalau Firman pingin pegang ini ..!" Sementara aku menarik bahu bibi ke tempat tidur, maka bibi itu jatuh di atas tubuhku.

Segera aku mencium payudaranya bergantian kiri dan kanan.

"Eh, nakal juga ya ya .. ihh lucu Fir." Bibi Ninik merengek pelan.
"Hmm..shh" Bibi lebih keras mendesah saat tanganku mulai meraba kakinya dari lutut ke selangkangannya.

Roknya adalah penghalang, saya cepat membukanya dan sekarang tinggal CD yang menutupi gundukan lembab. Sekarang posisi kami berbalik, aku berada di atas bibi Ninik. Tangan kiriku semakin berani menangkap gundukan yang kurasakan semakin lembab. Kami terus berciuman disertai sentuhan di setiap cm bagian tubuh. Sampai akhirnya tangan bibi ke sela-sela celana dan berhenti di tonjolan keras.
Agen Casino Sbobet

"Hmm, tidak apa-apa, sepertinya lebih besar darimu." P yang belum pernah dia lihat sebelumnya.
"Ya, sudah dibuka bibi." Saya memohon.

Kemudian bibi merobek celana saya, dan saat menempelkan CD yang menempel, terbelalak dan tersenyum.

"Nah, ternyata bibi yang punya Pak P lebih gede." Madness bibi Ninik ini, tapi Pak My P tidak cukup besar karena diblokir oleh CD.

Aksi diperas dan menjilat kita terus sampai akhirnya tanpa aku sadari, ada nafas di pangkuanku. Dan aktivitas bibi berhenti. Rupanya dia berhasil melepaskan CD saya, dan sekarang terpana melihat Pak P berdiri dengan bebas dan menunjukkan ukuran sebenarnya.

"Bibi .. kenapa kamu berhenti?" Aku memberanikan diri untuk bertanya pada bibi, dan rupanya ini mengejutkannya.
"Eh .. anu .. ini lho, apa kamu kok banget ya ..?" Agak gagap juga bibi menjawab pertanyaan saya.
"Tidak terlalu lama, tapi gemuk itu lho .. bikin bibi ngeri" sambil tersenyum dia bertele-tele lagi.

Bibi masih kagum dengan Pak My P yang memiliki panjang 14 cm dengan diameter 4 cm.

"Apakah kamu punya om ini ya sudah bibi bisa ngelakuin apa aja dengan Pak P." Saya ingin bibi untuk segera memulai ini.
"Hmm, iya deh." Kemudian bibi mulai menjilati Mr. P.

Ada sensasi yang baik dan lezat saat lidah bibi mulai bertingkah dan lompat dari ujung ke ujung Mr. P

"Ahh .. bibi yang baik, teruslah jg." Aku mulai meracau.

Lalu aku menarik kepala Bibi Ninik sejajar dengan kepalaku, kami menciumnya lagi dengan galak. Lebih ganas dari ciuman pertama tadi. Tanganku beraksi lagi, kali ini mencoba melepas CD Bibi Ninik. Akhirnya, sambil menggigit putingnya yang kecil, aku berhasil melepaskan tutupnya. Tiba-tiba, bibi mengubah posisi dengan duduk di dadaku. Begitu jelas diplester vaginanya ditutup dengan bentuk segitiga rambut yang terpotong rapi.

"Ayo Fir, bergiliran, Anda bisa melakukan apapun terhadap ini." Saat tangan bibinya mengusap vaginanya.
"OK bibi" aku langsung setuju dan mulai menciumi vagina bibi bersih.
"Shh .. ohh" bibi mulai membungkuk pelan saat aku menyentuh klitorisnya dengan ujung lidahku.
"Hh .. mm .. bagus Fir, tahan Fir .. yaa .. shh" bibi mulai berbicara tidak beraturan.

Semakin dalam lidah saya menelusuri vagina bibi. Semakain juga mengacaukan bibi Ninik. "Ahh..hari..hh..harus aku keluar." Tante mengerang keras.

"Ahh .." Bibi mengerang keras, saat tubuhnya dilialkan ke belakang.

Ternyata bibi sudah sampai di puncak. Aku terus mengisap vaginanya dengan kuat, dan bibi masih bergumul dengan perasaannya.

"Hmm .. kamu pintar banget aku tidak punya keponakan seperti kamu, kamu bisa menjadi bibi yang memuaskan ya, jika om kamu lagi keluar kota inginkan?" Dengan bibi manja memeluk tubuhku
"Eh, bagaimana ya bibi .." aku ngomgong sambil melirik Pak milikku sendiri.
"Oh ya, bibi lupa, maafkan aku P saya masih kaku dan belum puas.



Dia menahannya. My P sementara bibirnya mencium dadaku dan perutku. Kemudian dengan lembut bibi mulai gemetar Pak P. Setelah sekitar 15 menit bibi berhenti gemetar.

"Fir, kenapa tidak keluar lagi, disamping yang besar itu juga kuat ya." Bibi terkejut karena tidak ada tanda-tanda akan keluar sesuatu dari Mr.Pku.

Bibi bergeser dan terentang dengan kakinya dilempar ke lantai. Saya merespon dengan bahasa tubuh Ninik, lalu bangun dari tempat tidur. Aku menjilat kedua sisi di paha putih mulusnya. Alternatif kiri kanan, sampai akhirnya ditangkal paha. Tiba-tiba aku mengubur kepalaku di vaginanya dan mulai mengisap. Tante menggelinjang tidak beraturan, kepalanya bergerak ke kiri dan kanan untuk menahan kesenangan yang kuberikan. Setelah vagina bibi basah, sang bibi melebarkan pahanya. Aku berdiri memegangi pahanya. Saya menggosok-gosok ujung Pak P ke vagina dari atas ke bawah perlahan. Praktek saya adalah membuat bibi lebih bergerak dan rambuncular.

"Bibi sudah siap ya, saya ingin masuk Pak P" saya memberi peringatan kepada bibi saya.
"Cepetan Fir, ayo ... tante sudah tidak tahan ya." Bibi langsung memohon saya untuk segera masuk Mr. P.

Perlahan aku mendorong Pak P ke vagina bibi Ninik, ujung kepalaku mulai menjepit bibir vaginanya. Lalu perlahan aku mendorong lagi sampai setengah Pak P sekarang tertancap di vaginanya. Saya menghentikan aktivitas saya untuk menikmati saat yang sangat baik. Pembaca mencoba melakukan hal ini dan merasakan sensasinya. Tentunya Anda dan pasangan akan merasakan kenikmatan baru.

"Fir, kenapa rasanya enak banget .. kamu pintar ahh .. shh" kata bibi sambil merasakan kenyamanan.
"Ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh ...

Lalu dengan irama yang lembut aku mendorong semua sisa Pak P ke dalam vagina bibi.

"Ahh .." kami berdua di bawah.

Aku pergi sebentar tanpa ada gerakan, tapi bibi rupanya tidak tahan. Perlahan dan intens dia mengguncang pinggul dan pantatnya dalam gerakan melingkar. Saya juga menyeimbangkannya dengan sebuah poke ke depan. Vagina tante Ninik masih kencang, saat itu aku menarik bibir Pak Vagina yang tertarik.

"Plok .. plok .. plokk" suara tabrakan paha dengan kaki tante Ninik semakin menambah rangsangan.
Sepuluh menit lagi kita melakukan gaya, lalu tiba-tiba bibi mengerang keras "Ahh .. Fir tante nyampai lagi"

Pinggulnya menempel di pahaku, kali ini tubuhnya bergerak maju dan memeluk tubuhku. Aku mencium kedua payudara. dengan Pak P masih terjebak dan mencubit Vagina yang berkedut keras. Dengan posisi bibi Ninik, kami melanjutkan aksinya. Lima belas menit kemudian saya mulai tergesa-gesa pada Pak P.

"Bibi, aku ingin pergi keluar, kemana?" Tanyaku pada bibiku
"Di aja Pak, bibi juga mau nih lagi nih" jawab bibi saat tubuhnya terangkat naik turun.

Urutan vagina yang ketat dan ciuman akhirnya pertahananku mulai pecah.

"Arghh .. bibi nyampai saya".
"Aku juga Fir .. ahh" bibi juga meracau.

Aku terus menyemprotkan cairan hangat ke vagina bibiku. Setelah delapan semprotan bibi dan aku berguling di kasur. Saat kami saling berpelukan kami berciuman dengan sayang.

"Fir, kau hebat." Kata Bibi Ninik.
"Bibi juga, vagina bibi rapet sekali" jawabku untuk memuji dia.
"Fir, kamu ingin punya bibi untuk om go" pinta tante.
"Mau bibi, tapi bibi apa gak takut hamil lagi kalau aku habiskan di dalamnya?" Tanyaku balik.
"Tidak ada Fir, bibi masih KB. Jangan khawatir ya sayang" balas Tante dengan tangannya membelai dadaku.

Baca Juga : Cerita Mesum Ketagihan Dientot Bos Kantor

Akhirnya kami sekali lagi memeluk dan memeluk erat-erat. Rasanya tidak ingin melepaskan perasaan lezat yang baru saja kita dapatkan. Lalu kami mandi bersama, dan sempat melakukannya lagi di kamar mandi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.