Saya serta istriku tidak sempat mempunyai apa yang anda umum sebut dengan kehidupan sex yang menarik. Waktu kami lakukan sex, umumnya cuma dalam tempat yang lumrah saja. Irama kehidupan sex kami yang bisa kukatakan menjemukan tersebut, saya mulai berfantasi mengenai ‘hal serta orang lain’. Untuk bahan fantasiku, saya membiasakan melihat film porno pada malam hari sesudah kebanyakan orang dirumah tidur.
Yang mengagetkanku, umumnya film porno itu senantiasa melibatkan seseorang gadis muda. Dalam umur kepala tiga, saya tidak sempat pikirkan wanita yang lebih muda hingga saya melihat film-film itu. Saya sadar bila nyatanya gadis-gadis muda sangat panas.
Hal-hal lain yang menarik perhatianku yaitu fakta bila permainan lesbian begitu popular. Saya mulai tertarik dengan gadis muda yang mencumbui vagina gadis muda yang lain yang lembut, basah, serta umumnya tidak memiliki rambut.
Lihat film-film itu untuk berfantasi mulai merubah kehidupanku. Saya memiliki tiga orang anak gadis yang beranjak remaja. Saya mulai memerhatikan mereka, kulihat langkah mereka kenakan pakaian, langkah jalannya, serta semua perilaku mereka. Mereka jadi obsesiku sendiri! Kuamati lebih detail waktu mereka bangun pagi untuk lihat putingnya yang mengeras dibalik baju tidur mereka. Kunikmati puting mereka yang terayun waktu mereka jalan-jalan dalam tempat tinggal. Saya selalu mencermati mereka hingga semua beranjak jadi seseorang gadis muda yang prima.
Yang tertua yaitu Irma. Dia memiliki puting yang terbesar, branya mungkin saja D-cup atau semakin besar. Dia sebenarnya tidak sangat cantik, tapi enak dilihat. Saya percaya rekan-rekan cowoknya banyak yang memerhatikan dadanya. Irma juga mempunya pantat yang kencang serta besar. Tapi walau dia yang paling tua diantara saudara-saudaranya, dia seringkali bertingkah seperti gadis berumur separuh umurnya.
Yang paling muda Tia. Tia mungkin saja yang paling cantik diantara ketiganya. Problemnya yaitu dia pemalas, cuma duduk serta tidak kerjakan apapun selama saat. Jadi pantatnya jadi melebar..? Putingnya baru mulai berkembang. Serta selain itu dia tomboy, saya jadi mempertanyakan type kelaminnya. Dia lebih sukai ada diantara cowok dari pada cewek.
Eva yang di dalam, diantara anak-anakku, bentuk badannya lah yang terbagus. Bagiku, dia memiliki badan dalam fantasiku. Dia mempunyai badan yang prima dengan bra B-cupnya, atau C-cup kecil. Rambutnya yang panjang sampai melalui bahunya, serta matanya senantiasa terlihat menarik. Problemnya dia yang paling bandel. Senantiasa buat problem. Dia juga sadar bila dia miliki badan yang bagus serta senantiasa menggunakan baju yang memerlihatkan hal tersebut. Diantara anak-anakku, Eva lah yang jadi bahan fantasi utamaku. Setiap saat saya menyetubuhi istriku, Eva lah yang ada pada benakku!
Cerita ini berawal dengan Irma serta rekannya Cindy. Cindy satu tahun lebih muda, tapi mereka begitu akrab. Cindy senantiasa bermalam dirumah kami paling tidak sekali satu bulan. Cindy begitu kurus, dadanya kecil, tapi begitu manis.
*****
Satu malam waktu Cindy bermalam, saya mulai lihat film porno seperti umum. Suaranya kumatikan jadi saya bisa mendengar bila ada orang yang mendekat. Lagipula saya dengar nada berisik dari kamar Irma. Kupikir mereka tengah repot dengan masalah gadis remaja serta tidur sampai larut malam hingga pagi ngomongin mengenai cowok serta sekolah, atau apa pun sebagai masalah gadis seusia mereka. Tak tahu bagaimana nada yang kudengar tidak sekali lagi seperti orang yang tengah bercakap. Terkadang kudengar nada erangan.. Yang lama-lama cukup keras juga.
Saya mendekat ke pintu kamar Irma serta lebih dengarkan apa yang tengah berlangsung. Serta benar! Itu nada erangan serta cukup berisik! Bila saja pintunya tidak tertutup tentu kedengaran hingga luar dengan terang. Lantas saya dengar teriakan kesenangan.
Kudorong pintunya sedikit terbuka. Apa yang kulihat di dalam begitu mengagetkanku. Cindy serta Irma berbaring di lantai dengan Tia di antara mereka. Kepala Cindy ada di antara paha Irma serta kepala Tia berada di sela paha Irma..
Sesudah mataku bisa sesuaikan dengan kegelapan kamar itu, kulihat dada Irma bergerak naik turun secara cepat karna nafasnya. Putingnya nyatanya semakin besar dari yang kubayangkan. Tangannya memelintir putingnya sendiri waktu Cindy menjilati kelentitnya serta dua jarinya yang tenggelam pada vagina Irma. Mata Irma terpejam dalam kesenangan yang didapatkan Cindy.
Saya selalu memerhatikan mereka sampai paha Irma mencengkeram kepala Cindy serta tampak kelihatannya dia juga akan ‘memecahkan’ putingnya sendiri waktu dia memperoleh orgasmenya di wajah Cindy. Nampaknya Cindy juga sudah orgasme kurun waktu yang sama, karna dia mengangkatkan kepalanya dari paha Irma dengan cairan vagina yang menetes jatuh di pipinya bersamaan dengan badannya yang mengejang serta kudengar satu umpatan keluar dari bibirnya. Saya terperanjat mundur waktu kurasakan ada badan yang menghimpit punggungku. Waktu kutengok, kulihat Eva tengah berdiri di depanku. Eva memandangku dengan mata indahnya serta ajukan pertanyaan..
“Apa Ayah menikmatinya? ” lantas dia lihat ke bawah serta meremas penisku yang telah keras.
“Tak butuh dijawab, saya dapat saksikan serta kurasa Ayah menikmatinya. ”
“Kenapa Ayah tidak terlepas saja celana Ayah serta gabung dengan kami? ” tanyanya berbarengan dengan tangannya yang bergerak masuk dalam celanaku serta mulai meremas penisku dengan perlahan.
Serta kelihatannya saya tidak inginkan hal-hal lain terkecuali turut gabung dengan anak-anakku, tapi..
“Papa tidak dapat, Ibu kalian juga akan membunuh Ayah. ” Saya dengar nada Irma waktu saya mulai menjauhi mereka.
“Papa tidak tahu apa yang Ayah terlewat! ”
Sedihnya, saya tahu apa yang sudah kulewatkan. Saya sudah melupakan peluang untuk memperoleh tidak cuma satu, tapi empat gadis muda yang panas. Fantasiku nyaris saja jadi riil.
Saya pergi ke kamarku serta berbaring selain isteriku. Umumnya waktu saya serta isteriku lakukan hubungan sex merasa hambar. Kesempatan ini waktu saya merangkak ke atas badannya, kusetubuhi dia dengan keras serta cepat. Saya keluar dalam sebagian menit saja, barusan kukeluarkan penisku..
“Bagaimana denganku? ” kudengar isteriku ajukan pertanyaan serta memegang penisku yang masih tetap keras.
Dia bergerak naik di atasku serta selekasnya memasukkan kembali penisku dalam vaginanya. Ini pertama kalinya dia berinisiatif. Serta kupikir ini pertama kalinya dia diatas. Isteriku bergerak naik turun serta bisa kurasakan tangannya yang mempermainkan kelentitnya waktu dia bergerak diatasku.
Lihat isteriku yang berupaya mencapai orgasmenya membuatku terangsang kembali. Kuremas payudarnya, kubayangkan yang ada dalam genggamanku yaitu punya Irma. Kupelintir putingnya di antara jariku, keras serta lebih keras sekali lagi, tidak mungkin saja hentikan saya. Dia menggelinjang kegelian, tangannya makin menghimpit kelentitnya. Ini pertama kalinya kurasakan cairan vagina isteriku menyemprot padaku. Orgasmenya kesempatan ini paling hebat dari yang sempat didapatkannya. Saya jadi berfikir apa dia betul-betul senang dengan kehidupan sex kami terlebih dulu.
Isteriku mulai melemah. Saya belum juga keluar kesempatan ini, jadi kugulingkan badannya kesamping serta selekasnya menindihnya. Segera kuhisap putingnya dengan bernafsu. Kusetubuhi dia dengan kemampuan yang tidak sempat kubayangkan terlebih dulu. Saya mulai rasakan orgasmeku juga akan selekasnya meledak. Waktu puncakku makin dekat, kugigit putingnya sedikit lebih keras, yang membawanya pada orgasmenya. Serta waktu kurasakan dinding vaginanya berkontraksi pada penisku, kutembakkan spermaku jauh di dalam badannya untuk ke-2 kalinya dalam tiga puluh menit ini. Kuturunkan badanku dari atasnya.
“Tadi benar-benar hebat” kata isteriku.
“Seharusnya anda seringkali seperti barusan. ”
*****
Waktu saya bangun esok harinya, isteriku telah tidak ada di sampingku. Mendadak peristiwa barusan malam kembali terbayang. Kupejamkan mataku menikmatinya serta tanganku bergerak kebawah mulai mengocok penisku yang mengeras. Saya nyaris saja memperoleh orgasmeku waktu kudengar..
“Kenapa Ayah tidak membiarkan kami saja yang lakukan untuk Ayah? ”
Kubuka mataku selekasnya serta terperanjat waktu lihat Irma serta Cindy berdiri di pintu kamarku. Orgasmeku tidak bisa kucegah bersamaan dengan bayangan muka Cindy yang belepotan dengan cairannya Irma yang melintas dipikiranku.
“Ups, terlambat! ” kata Irma waktu mereka meninggalkan kamar.
Saya segera bangkit serta selekasnya mandi. Saya nyaris usai mandi waktu mendadak isteriku buka pintu kamar mandi serta menyelusup masuk.
“Anak-anak telah pergi. Mari bersenang-senang. ”
Isteriku berjongkok di depanku serta memasukkan penisku yang masih tetap loyo ke mulutnya. Penisku mulai jadi membesar dalam mulutnya karna rangsangan lidahnya yang bergerak liar. Penisku semakin jadi membesar serta kurasakan kepala penisku meluncur masuk ke tenggorokannya. Dia tidak menariknya keluar serta bibirnya makin diutamakan ke rambut kemaluanku. Lantas kurasakan dia mulai menelan, pergerakan tenggorokannya terasanya ombak hangat yang basah pada penisku. Serta hal semacam ini pertama kalinya untuk kami juga. Rasa-rasanya benar-benar dahsyat, suatu hal yang belum juga sempat kualami. Isteriku memiliki ketrampilan yang disembunyikan dariku.
Pelan-pelan dikeluarkannya penisku dari tenggorokannya lantas dimasukkannya sekali lagi semuanya. Dia menatapku dengan penisku yang terkubur dalam mulutnya serta dengan perlahan dikeluarkannya sekali lagi.
“Kamu menyenanginya sayang? ” tanyanya.
Sebelumnya saya bisa menjawabnya dia lakukan hal tersebut sekali lagi, menelanku semuanya. Dia mulai menggerakkanya keluar masuk dalam mulutnya, serta tetaplah memandangku waktu dia lakukan itu. Isteriku mulai menambah temponya sampai saya tidak bisa menahannya lebih lama sekali lagi waktu mendadak dia berhenti..
“Hei, hei, tunggulah dahulu bung. Belum juga saatnya. Lubangku yang beda butuh dimasuki, tahu. ” tuturnya.
Isteriku berdiri serta berputar-putar. Dia membungkuk di depanku, merapatkan pantatnya padaku. Penisku terjepit di lubang anusnya jadi kuarahkan pada vaginanya.
“Siapa suruh mengalihkan senjatamu? ” tanyanya.
“Kembalikan ke tempat awal mulanya! ”
Dia mencapainya serta lantas kembalikan penisku ke anusnya, suatu hal yang sempat kulakukan terlebih dulu, tapi tidak dengannya. Pelan-pelan dia mendorong pantatnya ke belakang. Kulihat barangku jadi bengkok karna desakan itu, kepala penisku mulai membelah lubang anusnya, tapi belum juga masuk. Lalu mendadak masuk demikian saja, cuma kepalanya saja.
Dia mengerang. Lantas, dia selalu menghimpit ke belakang serta memerhatikan saya memasukkan batang penisku semuanya. Saya tidak bisa menampik rangsangan ini, kuraih pinggangnya serta mendorong lebih keras sekali lagi untuk meyakinkan saya sudah memasukinya sepenuhnya. Kuputar pinggangku, meyakinkan dia bisa rasakan tiap-tiap mili senjataku didalamnya, saya terpukau juga akan panorama penisku yang terkubur dalam lubang anusnya. Lantas perlahan-lahan saya bergerak mundur.
Waktu nyaris semuanya keluar lalu kutekan sekali lagi ke depan. Selanjutnya saya betul-betul mengeluarkan penisku serta menggodanya, memoleskan kepalanya saja pada lubang anusnya. Lantas betul-betul kusingkirkan menjauh serta melesakkan batang penisku kembali dalam lubang anusnya. Saya bergerak maju mundur secara cepat. Perlahan, cepat, perlahan serta keras. Tidak sangat lama orgasmeku mulai naik. Dia tentu bisa merasakannya karna dia mulai memainkan tangannya pada vaginanya, berupaya untuk mencapai orgasmenya sendiri. Untung saja dia memperolehnya sebelumnya saya.
Waktu kurasakan orgasmenya selekasnya meledak, saya bergerak makin liar. Pantatnya bergoyang dalam tiap-tiap hentakan. Dia mulai mengerang dengan keras bersamaan hentakanku terhadapnya. Tidak kuhentikan pergerakanku waktu orgasme merengkuhnya, milikku selekasnya datang! Kudorong diriku sejauh yang kubisa serta membiarkan spermaku bersarang dalam lubang anusnya. Isteriku berteriak waktu orgasme datang kepadanya dengan berkaitan bersamaan ledakan spermaku yang kuberikan kepadanya. Pada akhirnya, saya usai, tapi dia memperoleh orgasme lagi waktu kepala penisku keluar dari jepitan lubang anusnya.
Isteriku bersihkan badanku lantas mendorongku keluar dari kamar mandi. Saya mengambil langkah ke kamar kami serta bertukar baju. Barusan saya usai menggunakan baju waktu isteriku keluar dari kamar mandi serta keluar dalam kamar.
“Tadi betul-betul indah” tuturnya.
“Mungkin kita mesti mengulanginya sekali lagi kelak. Saat ini keluarlah serta nonton TV. ”
*****
Anak-anakku, tanpa ada Cindy pulang selang beberapa saat. Semua bertingkah normal. Saya saksikan kompetisi bola, serta mereka lakukan apa yang umum mereka lakukan di hari Minggu sore.
Sisa satu minggu itu normal-normal saja. Gadis-gadis pergi ke sekolah serta Isteriku pergi kerja seperti umumnya. Tidak ada seseorangpun yang bicara atau bertanya mengenai peristiwa minggu kemarin. Isteriku sangat letih setiap malamnya sepulang dia kerja. Anak-anakku juga berlaku seperti tidak sempat berlangsung apa pun. Saya jadi mulai berfikir apakah itu cuma khayalanku atau saya punya mimpi mengenai itu?
Waktu saya pulang kerja di hari Jum’at, anak-anaku memohon ijinku apa rekannya bisa bermalam kelak malam. Cindy menginginkan menggunakan kembali akhir minggunya dengan kami serta Eva menginginkan rekannya Ami menginap juga. Saya sukai Ami. Dia anggun. Bila saja saya masih tetap remaja, saya pastinya akan mengajaknya kencan. Dia, seperti Eva, mempunyai sosok prima. Bedanya Ami mempunyai muka yang bisa membuatnya dengan gampang jadi seseorang jenis bila dia ingin.
Malam harinya semua pergi tidur lebih awal. Mereka betul-betul menginginkan terlepas dari kebiasaan hariannya, baik itu sekolah atau kerja. Waktu kami bangun hari Sabtunya, kebanyakan orang memohonku untuk membuat pesta kebun. Jadi, isteriku mengajak mereka semuanya pergi ke toko untuk berbelanja. Saya beristirahat sesaat lalu pergi mandi. Ada kerjaan menungguku waktu mereka pulang kelak.
Waktu mereka pada akhirnya pulang, kelihatannya mereka memborong semuanya beberapa barang di toko. Saya katakan pada mereka bila cuma saya saja yang memasak tentu tidak juga akan usai. Dapat kacau jadinya. Pada akhirnya mereka bersedia sharing pekerjaan. Dengan semuanya belanjaan yang mereka borong, membutuhkan nyaris dua jam untuk memasaknya. Tubuhku bau asap serta merasa begitu letih. Waktu saya masuk dalam tempat tinggal, tidak ada seseorangpun di ruangan keluarga maupun dapur.
“Hey! Di mana kalian? ” teriakku, “Saatnya makan! ”
“Ya! ” kudengar jawaban dari kamar Irma. Tapi tidak ada seseorangpun yang datang untuk makan.
“Hey, kalian tengah apa sich? Apa tidak ada yang ingin makan? ” tanyaku kesal.
“Ada! ” kembali cuma jawaban yang kudengar dari kamar Irma.
Saya mendekat ke kamar Irma serta nyatanya pintunya sedikit terbuka. Waktu saya menengok dalam, kulihat beberapa gadis dengan beragam tempat tanpa ada baju. Kudorong pintunya supaya lebih terbuka.
“Apa yang kalian kerjakan? ”
“Sedang menanti Ayah. ” Eva menjawab serta mendekat lantas menarik tanganku supaya masuk.
“Kami membiarkan Ayah minggu tempo hari, tapi akhir minggu ini Ayah tidak akan lolos dengan gampang. ”
“Sudah Ayah katakan. Ibu kalian juga akan membunuhku! ” tangkisku.
“Tidak, saya tidak juga akan mengerjakannya! ” kudengar nada isteriku waktu kulihat dia mengangkat kepalanya diantara paha Irma.
“Gadis-gadis ini menginginkanmu! Dapat apa saya menampik mereka? ”
Eva menarik tanganku ke tengah kamar. Baru lalu saya sadar bila dia tidak kenakan selembar benangpun. Kupandangi badannya. Apa yang kusaksikan ini jauh tambah baik dari yang kubayangkan. Payudaranya besar tapi kencang dengan putingnya yang menanti untuk selekasnya dihisap.
“Bisa apa saya menampik mereka? ” fikirku waktu saya rendahkan badanku serta mulai mengisap puting itu.
Kurasakan puting Eva jadi membesar dalam mulutku, lantas kutaruh di antara gigiku serta mulai menggigitnya perlahan. Waktu saya tengah repot dengan itu kurasakan ada tangan yang menarik turun resletingku. Lantas tangan itu merogoh dalam celana dalamku serta keluarkan penisku. Saya lihat ke bawah serta kudapati Ami tengah mengarahkan penisku ke mulutnya serta selekasnya saja dihisapnya. Kutelusuri lekuk badan Irma dengan tanganku hingga pada vaginanya yang tidak memiliki rambut, serta menyisipkan jariku kepadanya. Bisa kurasakan kehangatan dalam vaginanya serta basah waktu jariki kutekankan masuk dengan perlahan. Saya berusah untuk mendorongnya lebih dalam sekali lagi, tapi merasa ada yang menahan pergerakanku. Eva memandangku..
Agen Bola Ibcbet
“Ya, Eva masih tetap perawan, serta jari Ayah yaitu benda pertama yang masuk vagina Eva. Eva berharap penis Papalah yang ke-2. ” saya membungkuk serta mencium Eva, bibir kami seolah melebur dengan, satu ciuman yang prima.
Disamping itu, Ami masih tetap mengoralku. Usahanya terang beresiko padaku. Saya lihat kebawah, kepalanya bergerak maju mundur pada batang penisku. Saya tidak menginginkan keluarkan sperma pertamaku dalam mulut Ami sedang ada pilihan yang lain. Vagina perawan Eva di hadapanku. Jadi kukeluarkan penisku dari mulut Ami.
“Kita bisa meneruskannya kelak. ” kataku kepadanya.
Kudorong Eva ke tempat tidur, menindihnya dengan lembut. Kucium dia sekali lagi lantas ciumanku bergerak ke sekujur badan telanjangnya. Kujilati lehernya, serta kutinggalkan sisa di sana supaya dia mengingat peristiwa indah ini nanti. Lalu saya bergerak ke dadanya, mengisapi putingnya. Ini menyebabkan sebagian lenguhan keluar dari mulutnya. Waktu kugigit lembut putingnya serta punggungnya terangkat sedikit keatas karna terperanjat. Lantas turun ke perutnya sampai pada akhirnya bermuara pada vaginanya yang tidak memiliki rambut.
Kupandangi sesaat lantas kubenamkan hidungku pada celahnya. Aroma yang keluar dari vaginanya makin membuatku mabuk. Waktu kugantikan hidungku dengan lidah, mengakibatkan jadi jauh tambah baik sekali lagi. Waktu ujung lidahku rasakan untuk pertama kalinya nyaris saja membuatku orgasme! Eva sudah basah serta siap untuk tindakan setelah itu. Penisku jadi membesar serta keras cuma dengan memikirkan apa yang selekasnya menantiku dimuka wajahku ini.
Ciumanku bergerak keatas serta berlabuh dalam lumatan bibirnya sekali lagi bersamaan dengan kepala penisku yang menguak teras keperawanannya. Eva mengalungkan lengannya dileherku serta menjepit pinggangku dengan kakinya waktu saya berupaya untuk memasukinya lebih dalam sekali lagi. Bisa kurasakan kehangatan yang menyongsong kepala penisku. Saya tidak bisa menahannya lebih lama. Eva begitu panas, basah serta rapat!
Perlahan tetapi tentu kutingkatkan desakanku pada vaginanya. Bisa kurasakan bibirnya melebar menyambutku, ke-basahannya mengundangku masuk. Kehangatan vaginanya membungkus kepala penisku waktu saya menyodok masuk. Saya selalu menghimpit dalam dengan perlahan walau saya menginginkan selekasnya melesakkannya dalam secara cepat semua batang penisku. Pada akhirnya bisa kurasakan dinding keperawanannya, batas pada akhirnya jadi seseorang gadis untuk jadi seseorang wanita sepenuhnya. Kupandangi dia pas di mata.
“Sayang, ini juga akan sedikit sakit, tapi Ayah janji sakitnya cuma sebentar saja. ” kurasakan kakinya menjepit pinggangku lebih rapat waktu saya merobek pertahanan pada akhirnya. Pada akhirnya jebol juga dinding itu.
“Aargh! Hilang ingatan! Sakit, Pa! ” tuturnya dengan mata yang berkaca-kaca. Vaginanya mencengkeram batang penisku, ototnya bereaksi pada penyusup serta rasa sakit.
“Tenang sayang, sakitnya juga akan selekasnya hilang. ” serta kuteruskan menghimpit kedalam hingga pada akhirnya tenggelam semuanya di dalamnya. Saya diam sesaat, biarkan untuk menyesuaikan.
“Gimana? Telah baikan? ” tanyaku. Dia anggukkan kepalanya.
“Aku cuma terasa penuh, rasa-rasanya aneh. Tapi juga merasa enak bersamaan. ”
Saya mulai menarik dengan perlahan, cuma sebagian inchi, serta lalu mendorongnya sekali lagi dengan lembut. Saya cemas menyakitinya, tapi kurun waktu yang sama saya tidak menginginkan selekasnya menembakkan spermaku. Saya menginginkan nikmati rasa vaginanya sepanjang mungkin saja. Kurasa dia mulai bisa menikmatinya, kepalanya mendongak ke atas serta matanya terpejam.
Kupercepat kocokanku, menariknya nyaris keluar serta menekannya masuk kembali dengan perlahan, nikmati rasa sempit vaginanya pada penisku. Eva mulai memutar pinggulnya bersamaan hentakanku. Tempo serta nafsu kami makin bertambah cepat. Kurendahkan badanku serta mencium lehernya serta bahunya. Setiap pergerakan badan kami mengantarku makin dekat pada batas akhir.
“Ya Pa! Ya! Rasa-rasanya Eva nyaris hingga! ”
“Papa juga sayang! ” Serta kulesakkan ke dalamnya untuk yang paling akhir kali. Menghimpit berlawanan arah dengannya coba sedalam mungkin saja waktu kuledakkan sperma semprotan untuk semprotan dalam vaginanya. Bisa kurasakan cairan kami bercampur serta meleleh keluar dari vaginanya menuju ke buah zakarku.
Badan Eva bergetar di bawahku, tangan serta kakinya mendorongku merapat kepadanya. Perlahan kutarik serta kudorong sekali lagi makin dalam kepadanya waktu persediaan spermaku pada akhirnya betul-betul kosong. Kutatap matanya lantas menciumnya.
Baca Juga : Meskipun Berjilbab dan Wajahnya Terlihat Manis Tapi Ganas di Ranjang
“Eva, ini yaitu sex paling baik yang sempat Ayah peroleh. ” saya lupa bila kami tidak sendirian dikamar ini.
“Aku dengar itu! ” kata isteriku.
“Kita juga akan saksikan apa kita dapat merubah anggapanmu itu! ”
Dengan beberapa gadis-gadis itu dalam kamar ini, saya sadar ‘kesenanganku’ barusan juga akan diawali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.