Senin, 12 Maret 2018

Narasi Dewasa tante Seksi Perlu Cost Untuk Nafkah Batin

Narasi Dewasa tante Seksi Perlu Cost Untuk Nafkah Batin


Narasi Dewasa - Muda Memerlukan Nafkah Batin. Saya bekerja di satu perusahaan cukup populer di Surabaya kota yg ramai, serta saya tinggal (kost) di daerah perkampungan yg dekat dengan kantor cewek-cewek yg seringkali lewat dimuka kost. Di samping kostku ada satu warung kecil tapi komplit, komplit dalam pengertian untuk keperluan keseharian, mulai dari sabun, sandal, gula, lombok, roti, permen, dsb itu ada semuanya.

Narasi mesum paling baru, Saya telah berlangganan dengan warung samping. Saya apabila tdk membawa uang atau waktu berbelanja uangnya kurang saya telah tdk sungkan-sungkan untuk hutang.

Warung itu punya Ibu Lis (tapi saya menyebutnya Tante Lis), seseorang janda cerai beranak satu yg th. ini baru masuk TK 0 kecil. Warung Tante Lis buka pagi-pagi sekitaran jam lima, selalu tutupnya juga sekitaran jam 9 malam. Warung itu dinantiin oleh Tante Lis sendiri serta keponakannya yg SMA, Bima namanya.

Seperti umumnya, sepulang kantor saya mandi, gunakan sarung selalu telah stand by dimuka TV, sembari bercakap dengan rekan-rekan kost. Saya bawa satu gelas kopi hangat, plus singkong goreng, tapi rasa-rasanya ada yg kurang.., saya saksikan jam dinding telah tunjukkan jam 9 kurang 10 menit (malam), Saya keluar Tempat tinggal menuju warung Tante Lis, saya jadi sangsi, apa warung Tante Lis masih tetap buka yah.., saya menginginkan beli rokok. Oh, nyatanya warung Tante Lis belum juga tutup, tapi kok sepi.., “Mana yg jualan”, batinku.

“Tante.., Tante.., Dik Bima.., Dik Bima”, lho kok kosong, warung ditinggal sepi begini,

Ah kucoba panggil lagi,

“Permisi.., Tante Lis? ”.
“Oh ya.., tungguu”, Ada nada dari dalam. Wah jadi deh beli rokok pada akhirnya.

Yg keluar nyatanya Tante Lis, Badannya cuma memakai handuk yg dililitkan di dada, jalan terburu-buru sembari mengucek-ngucek rambutnya yg nampaknya baru usai mandi juga habis keramas.

“Oh.., maaf Tante, Saya ingin mengganggu nich.., Saya mo beli rokok gudang garam inter, lho Dik Bima mana?
“O.., Bima tengah dibawa ama kakeknya.., tuturnya kangen ama cucu.., maaf ya Mas Dani Tante pake’ baju seperti gini.. baru habis mandi sich”.

“Tdk apa-apa kok Tante, sepintas mataku lihat sisi badan yg beda Tante Lis yg tdk terbungkus handuk.., kulitnya putih mulus, seperti masih tetap gadis-gadis, baru kesempatan ini saya saksikan beberapa besar badan Tante Lis, soalnya umumnya Tante Lis senantiasa gunakan pakaian kebaya. Serta sekali lagi dengan cuma handuk yg dililitkan diatas dadanya bermakna Tante Lis tdk menggunakan BH. Fikiran kotorku mulai kumat.

“Malam gini kok belum juga tutup Warungnya Tante..? ”
“Iya Mas Dani, saat ini ingin saya tutup, tapi permisi dahulu ya, saya ingin ubah’ baju dahulu?
“Oh agar Saya bantu ya Tante, sesaat Tante berpakaian”, kataku. Masuklah saya kedalam warung, lantas tutup warung dengan rangkaian papan-papan.
“Wah ngerepoti Mas Dani “ kata Tante Lis.., “sini agar Tante turut bantu juga”. Warung telah tertutup, Serta saya pulang lewat pintu. belakang warung
“Trimakasih lho Mas Dani..? ”.
“Sama-sama.. ”kataku.
“Tante saya lewat belakang saja”.

Waktu saya serta Tante Lis berpapasan diantara beberapa rack dagangan, tubuhku menubruk tante, tanpa ada disangka handuk penutup di dadanya lepas, serta Tante Lis tampak cuma kenakan celana dalam merah muda saja. Tante Lis menjerit sembari dengan reflek memelukku.

“Mas Dani.., tolong ambillah handuk yg jatuh selalu lilitkan di tubuh Tante”, kata tante dengan muka merah padam.

Saya jongkok ambil handuk tante yg jatuh, waktu tanganku ambil handuk, di depanku persis ada panorama yg begitu indah, celana dalam merah muda, dengan latar belakang hitam rambut-rambut halus di sekitaran memeknya yg tercium harum. Lalu saya cepat-cepat berdiri sembari membalut badan tante dengan handuk yg jatuh barusan. Tapi saat saya ingin melilitkan handuk tanpa ada kusadari burungku yg telah bangun mulai sejak barusan menyentuh tante.

“Mas Dani.., burungnya bangun ya..? ”.
“Iya Tante.., ah jadi malu Saya.., habis Saya saksikan Tante begini bau parfumnya harum sekali lagi, jadi nafsu serta terangsang Tante.. ”.
“Ah tdk apa-apa kok Mas Dani itu lumrah., bermakna mas Dani lelaki normal. ”.
“Eh ngomong-ngomong Mas Dani kapan mo nikah..? ”.
“Ah belum juga terpikir Tante.. ”.
“Yah.., bila mo’ nikah mesti siap lahir batin lho.., janganlah kaya’ bekas suami Tante.., tdk bertanggungjawab pada keluarga.., nah mengakibatkan saat ini Tante mesti bersetatus janda. Begini tdk nikmatnya jadi janda, malu.., tapi ada yg lebih menyiksa Mas Dani.. keperluan batin.. ”.
“Oh ya Tante.., selalu bagaimana langkahnya Tante penuhi keperluan itu.. ”, tanyaku usil.
“Yah.., Tante tahan-tahan saja.. ”.

Kasihan.., batinku.., andaikata.., andaikata.., saya diperbolehkan olehnya, agar penuhi keperluan batin Tante Lis.., ough.., fikiranku lebih usil.

Saat itu bentuk sarungku telah beralih, agak kembung, rupanya tante juga memerhatikan.

“Mas Dani burungnya masih tetap bangun ya..? ”.

Saya hanya megangguk saja, diluar sangkaanku, mendadak tangan Tante Lis meraba burungku.

“Wow besar juga burungmu, Mas Dani.., burungnya telah sempat ketemu sarangnya belom..? ”.
“Belum..!! ”, jawabku bohong sembari selalu diraba dielus turun naik, saya mulai rasakan kesenangan yg telah lama tdk sempat kurasakan.
“Mas.., bisa dong Tante ngeliatin burungmu bentarr saja..? ”, belum juga pernah saya menjawab, Tante Lis telah menarik sarungku, praktis tinggal celana dalamku yg ketinggalan plus kaos oblong.
“Oh.., sampe’ keluar gini Mas..? ”.
“Iya memang bila burungku sekali lagi bangun panjangnya sukai melalui celana dalam, Saya sendiri tdk tahu persis berapakah panjang burungku..? ”, kataku sembari selalu nikmati kocokan tangan Tante Lis.
“Wah.., Tante percaya, yg kelak jadi istri Mas Dani tentu akan seneng dapet suami kaya Mas Dani.. ”, kata tante sembari selalu mengocok burungku.

Oughh.., sangat nikmat dikocok tante dengan tangannya yg halus kecil putih itu. Saya tanpa ada sadar selalu mendesah nikmat, tanpa ada saya tahu, Tante Lis telah melepas sekali lagi handuk yg kulilitkan barusan, serta burungku ditempelkan di belahan dadanya nyatanya telah digosok-gosokan di antara buah dadanya yg tdk sangat besar itu.

“Ough.., Tante.., nikmat Tante.., ough.. ”, desahku sembari bertumpu memegangi dinding rack dagangan, kesempatan ini tante memasukkan burungku ke bibirnya yg kecil, dengan lahapnya dia keluar-masukkan burungku di mulutnya sembari sekali-kali menyedot.., ough.., seperti Tante Lis rasakan cairan encer maniku, Asin rasa-rasanya Saya seperti terbang rasa-rasanya.

Terkadang juga dia sedot habis buah salak yg dua itu.., ough.., sesshh.

Saya kaget, mendadak tante hentikan aktivitasnya, dia pegangi burungku ditariknya sembari jalan ke meja dagangan yg berada di pojok, Tante Lis naik keatas meja sembari nungging diatas meja membelakangiku, sebongkah pantat terpampang terang di depanku saat ini.

“Mas Dani.., berbuatlah sesukamu.., cepet Mas.., cepet..! ”.

Tanpa ada basa-basi sekali lagi saya tarik celana dalamnya selutut.., woow.., panorama begini indah, memek dengan bulu halus yg tdk sangat banyak. Saya jadi tdk yakin bila Tante Lis telah miliki anak, saya segera saja mejilat memeknya, harum, serta ada lendir asin yg demikian banyak keluar dari memeknya. Saya lahap rakus memek tante, saya mainkan lidahku di clitorisnya, kadang-kadang saya masukan lidahku ke lubang memeknya.

“Ough Mas.., ough.. ”, desah tante sembari memegangi susunya sendiri.
“Terus Mas.., Maas.. ”, saya makin keranjingan, ditambah lagi saat saya masukan lidahku kedalam memeknya, ada rasa hangat serta denyut-denyut kecil makin membuatku hilang ingatan.

Lalu Tante Lis membalikkan tubuhnya kemampuanng diatas meja dengan ke-2 paha ditekuk ke atas.
Agen Slot Game

“Ayo Mas Dani.., Tante telah tdk tahan.., mana burungmu Mas.. burungmu telah pengin ke sarangnya.., wowww.., Mas Dani.., burung Mas Dani bila bangun dongak ke atas ya..? ”. Saya nyaris tdk dengar komentar Tante Lis masalah burungku, saya lihat panorama sekian menantang, memek dengan sedikit rambut lembut, dibasahi cairan harum asin sekian tampak mengkilat, saya segera tancapkan burungku dibibir memeknya.
“Aughh.. ”, teriak tante.
“Kenapa Tante..? ”, tanyaku kaget.
“Udahlah Mas.., lanjutkan.., lanjutkan.. ”, saya masukan kepala burungku di memeknya, sempit sekali.
“Tante.., sempit sekali Tante.? ”.
“Tdk apa-apa Mas.., selalu saja.., soalnya telah lama sih Tante tdk ginian.., nanti juga nikmat.. ”.
Yah.., saya paksakan sedikit untuk sedikit.., baru 1/2 dari burungku amblas.., Tante Lis telah seperti cacing kepanasan gelepar kesana ke mari.
“Augh.., Mas.., ouh.., Mas.., nikmat Mas.., selalu Mas.., oughh.. ”.

Demikian halnya saya.., meskipun burungku masuk ke memeknya hanya 1/2, tapi sedotannya oughh mengagumkan.., berdenyut sangat nikmat. Makin lama pergerakanku makin cepat. Kesempatan ini burungku telah amblas dikonsumsi memek Tante Lis. Keringat mulai membasahi tubuhku serta tubuh Tante Lis. Mendadak tante terduduk sembari memelukku, mencakarku.

“Oughh Mas.., ough.., mengagumkan.., oughh.., Mas Dani.. ”, tuturnya sembari merem-melek.
“Kayaknya ini yg namanya orgasme.., ough.. ”, burungku tetaplah di memek Tante Lis.
“Mas Dani telah ingin keluar ya..? k0ntolnya rasa-rasanya menggembung ”. Saya menggeleng.

Nyatanya kurasakan geli sangat begitu tersa keluar mani encer creet,.. ” Enak geli rasa-rasanya, cairan Mas Dani “ kata Tante Lis. Lalu Tante Lis kemampuanng kembali, saya seperti kesetanan menggerakkan badaku maju mundur, saya melirik susunya yg bergelantungan bergoyang-goyang karna pergerakanku, saya menunduk serta kucium putingnya yg coklat kemerahan. Tante Lis makin mendesah,

“Ough.., Mas.. ”, mendadak Tante Lis memelukku sedikit agak mencakar punggungku.
“Oughh Mas.., saya keluar sekali lagi.. ”, lalu dari kewanitaannya saya rasakan makin licin serta makin besar, tapi denyutannya makin merasa, saya di buat terbang rasa-rasanya.

Ach rasa-rasanya saya telah ingin keluar, sembari selalu menggoyang kutanya Tante Lis.

OughhMas …aku keluar sekali lagi..

“Tante.., Saya keluarin di mana Tante..?, didalam bisa tidak..? ”.
“Terrsseerraah.. ”, desah Tante Lis. Ough.., saya percepat pergerakanku, burungku berdenyut keras, merasa menggembung jadi membesar di dalam memek Tante Lis ada suatu hal yg juga akan dimuntahkan oleh burungku.

Uhghhh, cruutt…. ada kesenangan yg begitu mengagumkan. Pada akhirnya spermaku saya muntahkan dalam memek Tante Lis hingga selesai, serta saya masih tetap tidak berhenti memompa menggerakkan tubuhku rupanya kesempatan ini Tante Lis menggeliat orgasme kembali, dia gigit dadaku.
Lalu kutarik k0ntolku dari lobang memek yg basah oleh sperma.

“Mas Dani.., Mas Dani.., hebat Anda Mas”.

Kulihat spermaku meleleh keluar dari lobang memek Tante yg masih tetap menganga, sperma kental putih itu merembet diselakangan serta menetes baju.

Saya kembali gunakan celana dalam dan sarungku. Tante Lis tetap masih telanjang kemampuanng diatas meja.

“Mas Dani.., bila ingin beli rokok sekali lagi yah.., jam-jam begini saja ya.., nah bila telah tutup digedor saja.., tdk apa-apa.., jadi bila tdk digedor Tante jadi geram.. ”, kata tante menggodaku sembari memainkan puting serta clitorisnya yg masih tetap terlihat bengkak.

“Tante menginginkan Mas Dani seringkali bantuin Tante tutup warung”, kata tante sembari tersenyum genit.

Baca Juga : Narasi Seks Saya Diperkosa Sama Bapak Tiriku Waktu Diriku Baru Usai Mandi

Lantas saya pulang.., baru merasa loyo sekali tubuhku, tapi itu tdk bermakna sekalipun dibanding kesenangan yg baru kudapat. Esok harinya saat saya akan pergi ke kantor, waktu lewat dimuka warung Tante Lis, saya di panggil tante.

“Rokoknya telah habis ya.., nanti malem beli sekali lagi ya..? ”, tuturnya penuh pengharapan, walau sebenarnya konsumen tengah banyak-banyaknya, tapi mereka tdk tahu apa maksud pengucapan Tante Lis barusan, akupun pergi ke kantor dengan sejuta ingatan peristiwa tempo hari malam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.