Sabtu, 29 Desember 2018

Cerita Dewasa Hotnya Badan Semok Ibu Ria

Cerita Dewasa Hotnya Badan Semok Ibu Ria

Saya memang termasuk juga pria yang aneh. Napsuku cuma pada wanita-wanita STW yang menyukai kenakan kebaya serta berkonde. Terkadang waktuku habis ke pesta-pesta pernikahan cuma untuk lihat wanita-wanita yang kenakan pakaian itu. Kalau tidak ada pesta penikahan saya pergi ke beberapa tempat hiburan tradisionil (ronggeng) di mana beberapa penari serta penyayinya kenakan kebaya serta berkonde.


Sempat dalam satu hari saya pergi ke daerah Karawang untuk mencari hiburan ronggeng serta saya begitu menikamati sekali walau mesti lihat dandanan yang menor. Kehidupan semacam ini membuatku terkadang tersiksa, tetapi itu fakta hidup yang perlu saya lakoni serta saya nikmati. Seperti kata orang kemauan seperti yang saya alami itu adalah perihal lumrah serta susah untuk diperdebatkan ditambah lagi tersangkut hasrat. Menjadi manusia normal serta s/d usiaku masuk kepala 4 saya masih berupaya untuk memperoleh seseorang wanita yang siap menemaniku serta kenakan pakaian dan berdandan sesuai dengan keinginanku.

Saya sempat berusaha untuk menempatkan iklan lewat iklan baris lewat internet, sesudah hampir satu tahun saya terima pesan e-mail pertama dari seseorang wanita berumur 41 tahun yang mengatakan jika ia begitu terharu sesudah membaca iklanku serta bersedia menjadi rekan saya sekalinya mesti kenakan pakaian serta berdandan sesuai dengan keinginanku, ia ikut tinggalkan nomer telephone serta kami janji untuk berjumpa satu minggu lalu. Sehubungan saya telah beristri serta Ibu Ria (nama samaran) juga sudah bersuami saya janji akan menjemputnya di salon di daerah kebayoran baru.

Hari itu ialah hari Sabtu jam 11 siang saya telah ada di muka salon sesuai dengan janji di telpon serta menanti bidadariku keluar dari salon. Pas jam 11.45 Ibu Ria keluar dari salon serta sudah berdandan rapi kondenya gede serta licin (konde jawa) serta berkebaya, tampak begitu anggun serta femimin. Saya ajak Ibu Ria untuk pergi ke satu motel daerah Jakarta Selatan supaya lebih privasi ngobrolnya dan saya dapat sepuasnya melihat sang bidadari.

Sesampai di motel kami mengobrol panjang lebar tentang kehidupan keluarga semasing dan kehidupan pribadi kami. Saya bercerita ke Ibu Ria tentang kemauan saya serta berterimakasih padanya atas kesediaannya untuk temani saya. Setelah bercakap panjang lebar saya minta Ibu Ria supaya saya diijinkan untuk mencium keningnya.

Waktu saya mencium kenig nyatanya tangan saya ditarik untuk menggenggam susunya yang nyatanya mulai mengeras, akan tetapi belum buka kebaya. Saya jelaskan pada Ibu Ria jika saya sebetulnya cuma kagum pada wanita yang berdandan semacam ini, serta hanya melihat serta mencium sinyal sayang, akan tetapi Ibu Ria jelaskan jika malah ia lebih senang dengan pria yang jujur serta tidak grasa grusu dalam permasalahan seks dan memperlakukan ia dengan lembut.

Satu perihal kembali yang ia gemari ikut dari saya ialah badanku yang tinggi 178, berat 74 seimbang serta memiliki rambut pendek serta berkulit sawomatang, sesaat Ibu Ria dengan tinggi tubuh kurang lebih 165 berat 53 bra 36 c pantatnya gede serta kulit putih. Ibu Ria terasa terproteksi selain itu sebab kami berdua telah berkeluarga jadi risikonya lumayan kecil sebab ada satu komitment pada kami jika masalah keluarga masing masing yang perlu diprioritaskan jika ada kemauan dari salah satunya pihak untuk berjumpa. Ibu Ria terasa terproteksi saat dalam perjalanan dari salon ke arah motel.

Ibu Ria lalu menanyakan apa saya dapat memijitnya, saya jelaskan dapat, tetapi tidak dapat keras. Kebetulan Ibu ada bodi lotion yang lembut tolong kamu pijitin Ibu. Lalu Ibu Ria mengusung kebayanya sampai lutut selonjor di tempat tidur sekalian saya pijitin kakinya, lama-lama semakin ke atas pahanya, sekalian sesekali mencium keningnya. Kata Ibu Ria dapat tidak Ibu membuka saja kebaya serta kainnya supaya lebih gampang memijitnya, saya jelaskan silakan saja, jika menurut Ibu itu lebih gampang.

Lalu Ibu Ria telah cuma kenakan CD serta bra transparan akan tetapi rambutnya masih tetap rapi dengan konde, saya sampai terasa seperti mimpi lihat keindahan badan wanita yang walau gemuk (padat berisi) akan tetapi sebab masih tetap kenakan konde jadi masih tetap terpancar aura kewanitaannya, serta membuat saya demikian horny.

Ibu Ria tawarkan saya jika ingin membuka saja celana panjang serta bajumu agar tidak kusut, serta saya patuhi permintaannya. Sayapun mulai memijat kembali dari paha lalu perlahan-lahan tempat mulai ke pangkal paha, Ibu Ria mulai menggelinjang kegelian, akan tetapi saya masih tetap dapat kuasai diri untuk berkonsentrasi pada mijit.

Akan tetapi mungkin sebab selalu dibikin geli Ibu Ria lalu menarik tangan kiriku untuk mulai menyentuh susunya yang memiliki ukuran kurang lebih 36 c, seimbang dengan tinggi serta beratnya. Sesudah 30 menit mijit Ibu Ria meminta untuk ke kamar mandi (pipis) sesaat saya berupaya menetralkan pikiran saya dengan melihat acara film komedi di TV. Melawan wanita seperti Ibu Ria saya mesti dapat mengatur diri serta membuat ia ingin tahu, sebab seseorang wanita ditambah lagi STW memang memerlukan foreplay yang panjang serta mesti terkesan.

Sesudah tuntas dari kamar mandi Ibu Ria meminta untuk dilanjutkan pijitnya yakni belakangnya. Sekalian memijit belakangnya saya mulai mencium leher serta terkadang menjilat kupingnya yang nyatanya membuat ia demikian geli serta napasnyapun mulai tidak keruan, ia minta saya untuk buka hubungan BH nya serta saat ini cuma kenakan celana dalam. Berbau wangi badan serta berbau kewanitaan demikian menghidupkan gairahku akan tetapi saya masih mengatur diriku supaya dalam permainan seks kelak Ibu Ria betul-betul mendapatkan servis yang memuaskan, ini terpenting untuk jalinan periode panjang.

Tangan kanan saya masih memijit bahu, sekalian sesekali menjilat leher, sesaat tangan kiri saya mulai mengelus putingnya yang sebesar kelereng, serta membuat Ibu Ria semakin meronta sebab geli, lalu ia bisikan ke saya jika baru sekali inilah rasakan enaknya permainan awal (foreplay) yang mengagumkan. Terkadang Ibu Ria menggigit kecil bibirku serta kedang mengulumnya dengan napsu, sekalian tangan kanannya mengelus-ngelus batangku yang telah mulai tegang.


Sebab telah tidak tahan ia meminta saya geser duduk bertemu dengannya serta sekalian mencium bibir serta mengelus puting jari kanan saya mulai mengelus vegynya yang nyatanya mulai keluarkan lendir. Sesudah itu Ibu Ria geser ke pinggir tempat tidur serta buka pahanya lebar lebar, saya sekalian jongkok serta mulai menjilat vegynya diawali dari klitorisnya yang sebesar biji kacang tanah, serta membuat Ibu Ria duduk tetapi selalu menggerakkan pantatnya sebab geli serta napsu. Sekalian menjilat klitoris tangan saya mainkan puting susunya yang keras sekalian sesekali meremasnya. Pergerakan badan Ibu Ria telah mulai tidak teratur sebab selain meredam geli ikut napsu seks yang mulai bertambah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.