Kamis, 27 Desember 2018

Cerita Dewasa Ngentot Dengan 2 Rekan Istriku

Cerita Dewasa Ngentot Dengan 2 Rekan Istriku

Saya bangun kesiangan. Kulirik jam dinding…ah… jam 8 pagi…Suasana rumahku sepi. Tumben, pikirku. Selekasnya saya meloncat bangun, mencari istri serta anak-anakku..tidak ada…Ahh…baru kuingat, hari Minggu ini ada acara di sekolah anakku mulai jam 9 pagi. Patut saja mereka telah pergi. Istriku menyengaja tidak membangunkan saya untuk turut ke sekolah anakku, sebab malamnya saya pulang kantor hampir jam 4 pagi.

Yah, beginilah nasib auditor jika kembali dikejar laporan audit. Untung saja, ada anggota timku yang dapat kurangi keteganganku. Ya, Agnes tentu saja, yang tadi malam sudah memberi servis untukku. Baginya, bersetubuh dengan lelaki lainnya tidak hanya suaminya bukan perihal yang tabu, sebab ia sendiri ikut tidak mempersoalkan bila suaminya berkencan dengan wanita lainnya. Prinsip mereka, yang terpenting pasangan tidak lihat peristiwa itu dengan mata kepala sendiri.

Saya tersenyum mengingat peristiwa tadi malam. Sebetulnya jam 11 malam kami setuju untuk pulang kantor, tetapi nyatanya saya serta Agnes sama2 kembali horny. Pada akhirnya, terjadi seperti yang telah kuceritakan di atas. Tidak berasa, saya mulai horny kembali. tongkolku pelan2 mengangguk-angguk serta mulai mengacung.“Walah…repot bener nih, pikirku. “Lagi sendiri, eh ngaceng.” Kebetulan, di dalam rumah tidak ada pembantu, sebab istriku, Indah, lebih senang bersih2 rumah sendiri dibantu ke-2 anakku. “Biar anak-anak tidak manja serta dapat belajar mandiri. Lagian, dapat mengirit pengeluaran,” kilah istriku. Saya sepakat saja. agen poker

Kurebahkan tubuhku di sofa ruangan tengah, sesudah memutar DVD BF. Menyengaja kusetel, agar hasratku cepet selesai. Sesudah kubuka celanaku, saya saat ini cuma gunakan kaos, serta tidak gunakan celana. Pelan-pelan kuurut serta kukocok tongkolku. Terlihat dari ujung lubang tongkolku meluluhkan cairan bening, sinyal jika birahiku telah mencapai puncak.

Saya juga ingat Linda, teman dekat istriku. Kebetulan Linda datang dari suku Chinese. Ia ialah teman dekat istriku dari sejak SMP sampai lulus kuliah, serta seringkali ikut main kerumahku. Terkadang sendiri, terkadang bersama dengan keluarganya. Ya, saya memang seringkali berfantasi tengah menyetubuhi Linda. Tubuhnya mungil, setinggi Agnes, tetapi lebih gendut. Yang kukagumi ialah kulitnya yang sangat-sangat-sangat putih mulus, seperti warna patung lilin. Serta pantatnya yang membulat indah, seringkali membuatku ngaceng jika ia bertandang.

Saya cuma dapat memikirkan kalau badan mulus Linda dapat kujamah, tentu sangat nikmat. Fantasiku ini nyatanya membuat tongkolku semakin keras, merah padam serta cairan bening itu mengalir kembali dengan deras. Ah Linda…seandainya saya dapat menyentuhmu..serta kamu ingin ngocokin tongkolku..demikian pikiranku waktu itu.

Kembali enak-enak ngocok sekalian tonton bokep serta memikirkan Linda, terdengar nada langkah sepatu serta seorang memanggil-manggil istriku.“Ndah…Indah…aku dateng,” sengit nada itu…Oh my gosh…itu nada Linda…mau ngapain ia ke sini, pikirku. Kapan masuknya, kok tidak kedengaran? Linda memang belum pernah mengetuk pintu jika ke rumahku, sebab keluarga kami sangatlah akrab dengan ia serta keluarganya.

Belum saya berfikir serta lakukan tindakan untuk selamatkan diri, tiba-tiba Linda sudah muncul di ruangan tengah, dan…“AAAHHH…ANDREEEEW…!!!!,”jeritnya. “Kamu kembali ngapain?”“Aku…eh…anu…aku….ee…lagi…ini…,”aku tidak dapat menjawa pertanyaannya. Grogi. Cemas. Sal-ting. Semua bercampur jadi satu. Orang yang sampai kini cuma ada pada fantasiku, tidak diduga muncul dihadapanku serta straight, langsung melihatku dalam kondisi telanjang, tidak pakai celana, Hanya kaos saja.

Ngaceng juga.“Kamu dateng ok tidak ngabarin dahulu sich?” saya memprotes.“Udah, sana, pakai celana dahulu!” Pagi-pagi telanjang, tonton bf sendirian,kembali ngapain sich?”ucapnya sekalian duduk di kursi didepanku.“Yee…namanya ikut kembali horny…ya sudah mending colai sekalian tonton bf. Lagian anak-anak sama mamanya kembali pergi ke sekolah. Ya sudah, self service,”sahutku.“Udah, Ndrew. Sana pakai celana dahulu. Kamu tidak risih apakah?”“Ah, kepalang tanggung kamu dah simak? Ngapain ikut dtitutupin? Telat donk,”kilahku.“Dasar kamu ya. Ya, sudah deh, saya pamit dahulu. Salam saja buat istrimu. Sana, terusin kembali.” Linda bergerak dari duduknya, serta pamit pulang.Cepat-cepat saya mencegahnya. “Lin, nanti dahulu lah…,”pintaku.“Apaan sich, orang saya ingin ngajak Indah jalan, ia tidak ada ya sudah, saya ingin jalan sendiri,”sahutnya.“Bentar deh Lin.

Tolongin saya, tidak lama kok, sangat sepuluh menit,”aku berupaya merayunya.“Gila kamu ya!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!”Linda memprotes sekalian melotot. “Kamu janganlah macem-macem deh, Ndrew. Tidak mungkin donk saya kerjakan itu,”sergahnya.“Lin,”sahutku tenang. “Aku tidak meminta kamu untuk lakukan hal tersebut. Tidak.

Saya Hanya meminta tolong, kamu duduk didepanku, sekalian liatin saya colai.”“Gimana?”Linda tidak menjawab. Matanya menatapku tajam.Sejurus lalu..“Ok, Lin. Saya janji tidak ndeketin ditambah lagi menyentuh kamu.

Tetapi, sebelum itu, kamu ikut membuka bajumu dong…pake BH sama CD saja deh, tidak perlu telanjang. Kan kamu dah simak punyaku, please?” saya merayunya dengan dikit memelas sekaligus juga cemas.“Hm…fine deh. Saya bantuin deh…tapi bener ya, saya masih tetap pakai BH serta CDku serta kamu tidak nyentuh saya ya. Janji lho,”katanya. “Tapi, nantikan.

Saya ingin bertanya, kok kamu berani sekali meminta tolong demikian ke saya?””Yaaa…aku berani-beraniin…toh saya tidak nyentuh kamu, Hanya simak doang. Lagian, kamu dah simak punyaku? Trus, saya kembali colai sekalian simak BF…lha ada kamu, mengapa tidak meminta tolong saja, simak yang asli?”kilahku.“Dasar kamu. Ya sudah deh, saya membuka pakaian di kamar dahulu.”“Gak perlu, di tempat ini saja,”sahutku.

Perlahan-lahan, dibukanya kemejanya…dan…ah payudara itu menyembul keluar. Payudara yang terbungkus BH sexy berwarna merah…menambah kontras warna kulitnya yang begitu putih serta mulus. Saya menelan ludah sebab cuma dapat memikirkan seperti apakah isi BH merah itu. Seteah itu, diturunkannya zip celana jeansnya, serta dibukanya kancing celananya.

Perlahan-lahan, diturunkannya jeansnya…sedikit ada kebimbangan di mukanya. Tetapi pada akhirnya, celana itu lepas dari kaki yang dibungkusnya. Wow…aku terbelalak memandangnya. Paha itu begitu putih sekali. Lebih putih dari yang sempat saya pikirkan. Tidak ada cacat, tidak ada noda. Selangkangannya masih tetap terbungkus celana dalam mini memiliki bahan satin, sewarna dengan Bhnya.

Kelihatannya, itu ialah satu set BH serta CD.“Nih, saya sudah membuka pakaian. Dah, kamu terusin kembali colinya. Saya duduk ya.”Linda selekasnya duduk, serta akan menyilangkan kakinya. Cepat-cepat saya hindari.“Duduknya janganlah begitu dong…”“Ih, kamu tuch ya…macem-macem sekali. Memang saya harus bagaimana?”protes Linda. “Nungging, begitu?””Ya jika kamu ingin nungging, bagus sekali,”sahutku.“Sori ye…emang gue apaan,”cibirnya.“Kamu duduk biasa saja, tetapi kakimu dibuka sedikit, jadi saya dapat simak celana dalam sama selangkanganmu. Toh veggy kamu tidak keliatan?”usulku.“Iya…iya…ni anak rewel sekali ya.

Ingin colai saja pakai meminta macem-macem,”Linda masih tetap saja memprotes dengan permintaanku.“Begini tempat yang kamu ingin?”tanyanya sekalian duduk serta buka pahanya lebar-lebar.“Yak sip.” Sahutku. “Aku lanjut ya colinya.”
Sekalian memandangi tbuh Linda, saya selalu mengocok tongkolku, tetapi kulakukan dengan perlahan-lahan, sebab saya tidak mau cepet-cepet ejakulasi. Sayang, jika panorama langka ini berlalau sangat cepat. Saya juga menceracau, tetapi Linda tidak menyikapi omonganku.

“Oh…Liiiinnn….kamu kok mulus sekali siiiihhh….”aku selalu menceracau. Linda menatapku serta tersenyum.“Susumu montok bangeeeettttt… pahamu sekel serta putiiiihhhh….hhhhh….membuat saya ngaceng, Liiiiiinnn……”Linda selalu saja menatapku serta sekarang bergantian, memandang wajahku serta kadang-kadang melirik mengarah tongkolku yang selalu saja ngacai alias keluarkan lendir dari ujung lobangnya.“Pantatmu, Liiiinnn….kalau kau bisa megang….uuuuhhhhh….ditambah lagi terkena tongkolku….oouuufff…..tentu muncrat aku….,”aku mendesah serta menceracau memberikan pujian pada keindahan tubuhnya.

Sekaligus juga saya mengharap, kata-kataku bisa membuat terangsang.

Linda masih diam, serta tersenyum Matanya mulai sayu, serta bisa kulihat jika nafasnya seperti orang yang sesak nafas. Kulirik mengarah celana dalamnya…oppsss….saya tangkap tanda jika nyatanya Linda memulai ternagsang dengan aktivitasku. Sebab celana dalamnya memiliki bahan satin serta tipis, jelas sekali tampak ada noda cairan di seputar selangkannya. Duduknya juga mulai resah. Tangannya mulai meraba dadanya, serta tangan yang satunya turun meraba paha serta selangkangannya. Tetapi Linda terlihat sangsi untuk mengerjakannya. Mungkin sebab dia tidak pernah lakukan ini di depan orang yang lain.

Kupejamkan mataku, supaya Linda tahu jika saya tidak memerhatikan aktivitasku. Serta benar saja…setelah sesaat, saya buka dikit mataku, kulihat tangan kiri Linda meremas payudaranya serta owww…BH samping kiri nyatanya telah diturunkan…Astagaaa..!!! Puting itu merah sekali…tegak mengacung. Walau telah melahirkan, serta mempunyai satu anak, kuakui, payudara Linda semakin bagus serta kencang dibanding Agnes. Kulihat tangan kiri Linda memilin-milin putingnya, serta tangan kanannya nyatanya sudah menyelinap ke celana dalamnya.

“Sssshh….oofff….hhhhhh…..:” Kudengar suaranya mendesis seakan meredam kesenangan. Saya kembali pejamkan mataku serta melanjutkan kocokan pada tongkolku sekalian nikmati rintihan-rintihan Linda.

Tidak diduga saya terasa ada suatu yang hangat…basah…lembut…menerpa tongkol serta tanganku. Saya buka mata serta terpekik. “Lin…kamu…,”leherku tercekat.“Aku tidak tega simak kamu menanggung derita, Ndrew,”sahut Linda sekalian membelai tongkolku dengan tangannya yang lembut.My gosh…perlahan impin serta obsesiku jadi fakta. tongkolku dibelai serta dikocok dengan tangan Linda yang putih mulus.

Saya mendesis serta membelai rambut Linda. Lalu dengan spontan Linda menjilat tongkolku yang telah bene-bener sewarna kepiting rebus serta sekeras kayu. Dan…hap…! Satu peristiwa tidak tersangka tapi begitu kunantikan…akhirnya tongkolku masuk ke mulutnya. Ya, tongkolku disedot Linda. Dikit kembali tentu saya mendapatkan lebih dari sebatas cunilingis.

Tidak tahan dengan perlakuan sepiha Linda, kutarik pinggulnya serta cepat-cepat kulepaskan Cdnya.“Kamu ingin ngapain, Ndrew?” Linda memprotes sekalian hentikan hisapannya. Saya tidak menjawab, jariku repot menyeka serta meremas pantat putih nan montok, yang sampai kini cuma jadi khayalanku.“Ohh..Lin…boleh ya saya megang pantat sama memiaw kamu?”pintaku.“Terserah…yang terpenting kamu senang.”Segera kuremas-remas pantat Linda yang montok.

Ah, obsesiku tercapai…dulu saya cuma dapat berkhayal, saat ini, badan Linda terpampang dihadapanku.Senang dengan pantatnya, kuarahkan jariku turun ke anus serta vaginanya. Linda mendesah meredam perasaan nikmat karena usapan jariku.“Achh…Liiiinn…enak bangeeeeett….sssshhh…….”aku menceracau nikmati jilatan lidah serta hangatnya mulut Linda waktu mengenyot tongkolku. Benar-benar menggairahkan lihat bibir serta lidahnya yang merah menyapu lembut kepala serta batang kelelakianku.

Sampai akhirnya….“Liiinn….bibir kamu lembut sekali sayaaaannggg….aku…kach…aku…”“Keluarin sayang…tongkol kamu sudah berdenyut tuh….sudah ingin muncrat

yaaa….”“I…iiy…iiyyaaa….Liiiiinnnnnnnnn….Ouuuuufuffffff…..argggghhhhhhhhhh…..”Tak bisa kutahan kembali. Bobol telah pertahananku. Crottt…..crooottt….crooootttt…Spermaku muncrat sejadi-jadinya di muka, bibir serta dada Linda. Tanganhalus Linda tidak berhenti mengocok batang kejantananku, seakan ingin melahap habis cairan yang kumuntahkanOhhhh…….my dream come true….. Obsesiku tercapai…pagi ini saya muncratin pejuhku di bibir serta muka Linda.“Lin…kamu tidak geli sayang…? Bibir, muka sama dada kamu kenas permaku?”Linda menggeleng dengan pandangan sayu.

Tangannya masih mainkan tongkolku yang dikit melemas.“Kamu baru pertam kali kan, mainin koto orang tidak hanya suami kamu?”“Iya, Ndrew. Tetapi kok saya senang ya…terus jelas, berbau sperma kamu seger banget…kamu rajin jadi buah sama sayur ya?” bertanya Linda.“Iya…kalo tidak begitu, Indahmana ingin nelen sperma saya.”“Aihhh….” Linda terpekik. “Indah ingin nelen sperma?”Aku mengangguk. “Keapa Lin? Ingin tahu sama rasa-rasanya? Lha itu spremaku masih tetap meleleh di muka sama dada kamu.

Coba saja rasa-rasanya,”sahutku.“Mmmm…ccppp…ssllrppp….” terdengar lidah serta bibir Linda mencicipi spermaku. Dengan jarinya yang lentik, disapunya spermaku yang tumpah didada serta mukanya, lalu dijilatnyajarinya smape bersih.Hmmm….pada akhirnya spermaku masuk dalam tubuhnya…“Iya, Ndrew, sperma kamu kok enak ya.

Saya tidak ngerasa enek cocok nelen sperma kamu…””Mau lagi….?”“Ih…kamu tuh ya…masih kurang, Ndrew?”“Lha kan baru oral belumlah masuk ke meqi kamu, Lin.” Sahutku…”Tuh, liat…bangun kembali kan?”“Dasar kamu ya….””Benerkamu tidak ingin spermaku ? Ya sudah jika begitu, saya ingin bersih-bersih dahulu.”ancamku sekalian bangun dari kursi.“Mau sih…Cuma takut jika Indah dateng…gimana donk….”Linda merajuk.

Perlahan-lahan kuhampiri Lida, kuminta ia duduk di sofa, sekalian ke-2 kakiya diangkat mengangkang.Kulihat meqinya yang licin sebab cairan cintanya meleleh karena tindakan jariku.“Hmmm…Lin…meqi kamu masih tetap basah…kamu masih tetap horny dong…”tanyaku.“Udah, Ndrew….cepetan deh…nanti istrimu keburu dateng…Lagian saya udah…Auuuwwww….!!!! Ohhh..Shhhhh…….”Linda memiawik waktu lidahku menari diujung klitorisnya.“Ndrewwww…kamu gilaaa yaaa…”bisiknya samil menjambak rambutku.

Kumainkan lidahku dikelentitnya yang sudah membengkak. Jari ku menguak bibir vagina Linda yang makin membengkak. Perlahan-lahan kumasukkan telunjukku, mencari G-spotnya.Mengakibatkan mengagumkan. Linda semakin meronta serta mendesah. Jambakannya semakin kuat. Cairan birahinya semakin membasahi lidah serta mulutku. Tentunya perihal ini tidak kusia-siakan.

Kusedot kuat supaya saya bisa menelan cairan yang meleleh dari vaginanya. Ya…aroma vagina Linda lainnya dengan aroma vagina istriku. Walau kedua-duanya tidak bau amis, tetapi ada sensasi sendiri waktu kuhirup aroma kewanitaan Linda.“C’mon..Ndrew…I can’t stand…ochhh…ahhhhhh…shhhh……c’mon honey….quick…quick….”Aku memahami, pergerakan pantt Linda semakin liar. Semakin kencang. Kurasakan juga meqinya mulai berdenyut…..seentar kembali ia meledak, pikirku.

“Ting…tong…”bel rumahku berbunyi.“Mas…..mas Andrew….”suara wanita dimuka menyebut namaku.Langsung kulepaskan jilatanku. Linda melihat wajahku dengan muka pucat. Saya juga melihat mukanya dengan jantung berdebar.“Ndrew..kok kyaka nada Rika ya…”Linda bertanya“Wah..ingin ngapain ia kesini…..kritis dong…”ucapku ketakutan. “Udah Lin, kamu masuk kamarku dahulu deh…cepetan…”

Selekasnya Linda berjingkat masuk ke kamarku, mungkin sekalipun bersihkan tubuhnya sebab dikamarku ada kamar mandi. Saya tahu ada sebersit ekspresi sedih di mukanya, sebab Linda hampir meledakkan orgasmenya, yang terputus oleh kehadiran Rika, sahabatnya sekaligus juga teman dekat istriku.

Sesudah kupakai kaos serta celana yang kuambil dari almari serta bersihkan muka dikit, saya ke arah ke ruangan tamu, buka pintu.

“Halo, mas….’Pa berita..?” sahut Rika demikian melihatku buka pintu.“Baik, dik. Mari masuk dahulu. Tumben nih pagi-pagi, sepertinya ada yang terpenting?” tanyaku sambil ajak Rika ke arah ruangan tengah.Mataku dikit terbelalak lihat bajunya. Bagaimana tidak?Kaos ketat melekat dibadannya, digabungkan dengan celana spandex ketat berwarna putih.

Saya lihat lipatan cameltoe di selangkangannya mengisyaratkan jika didaerah itu tidak ada bulu jembutnya, serta waktu saya berjalan dibelakangnya, tidak kulihat garis celana dalam mebayang di spandexnya.Hmm…mana mungkin ia tidak pakai CD..mungkin pakai G-string, pikirku.Kami berdua selekasnya ke arah ruangan tengah.

Untung saja, film bokep yang saya setel sudah tuntas, jadi Rika tidak sudah sempat lihat film apakah yang tengah saya setel.“Ini lho mas, saya ingin anter oleh-oleh. Kan tempo hari saya baru dateng dari Jepang. Nah, ini saya bawain ….dikit bawaan lah, untuk kamu sama Indah.

Itung-itung membagi kesenangan.”“Wah…tengkyu sekali lho…kamu baik banget”“Ah, biasa saja lageee..hehehe”Kami berdua sesaat ngobrol-ngobrol, sebab memang telah berapa bulan Rika tidak bertandang ke rumahku. Rika ini ialah salah satunya teman dekat istriku, tidak hanya Linda.Diam-diam, akupun ikut terobsesi bisa nikmati tubuhnya.

Ya, Rika seseorang wanita yang mungil. Tinggi badannya tidak lebih dari 155cm. Banding dengan tinggiku yang 170. Warna kulitnya putih, tetapi condong kemerahan. Hmm..saya seringkali berkhayal kembali ngent*tin Rika, sekalian saya gendong serta saya rajam memiawnya dengan tongkolku. Tentu ia merintih-rintih nikmati hujaman tongkolku…

“Hey…bengong aja…ngeliatin apakah sich..” tegur Rika.“Eh…ah…anu…enggak.

Hanya kembali mikir, kapan ya gw dapat berjalan-jalan sama kamu…”Eits..kok ngomongku melantur berikut sich. Aduh…gawat deh…“Alaaa..mikirin berjalan-jalan apalagi ngeliatin suatu?” Rika melirikku dengan pandangan menyelidik.Mati aku…berarti waktu saya ngeliatin bodinya, ketahuan dong jika saya melototin selangkangannya. Wah….“Ya sudah, mas. Saya pamit dahulu, setelah Indah pergi.

Lagian,dari barusan kamu ngeliatin selalu. Ngeri aku…ntar diperkosa sama kamu deh..hiyyy…” Rika bergidik mengambil ketawa.Saya Hanya tersenyum.“Ya sudah, jika kamu ingin pamit. Saya tidak dapat ngelarang.”“Aku numpang pipis dahulu ya.”Rika ke arah kamar mandi di samping kamarku.“Iya.”

Pas saatRika masuk kamar mandi, sekalian berjingkat Linda keluar dari kamarku.Saya terperanjat, serta selekasnya memerintahnya masuk kembali, sebab takut ketahuan. Nyatanya CD Linda tertinggal di kursi tadi didudukinya waktu tengah saya jilat memiawnya.

Astagaaa…untung Rika tidak ngeliat…atu jangan-jangan ia sudah simak, karena itu sudah sempat melemparkan pandangan menyelidik? Entahlah…“Cepeeeett..mengambil trus ke kamar kembali.”perintahku sekalian berbisik.Linda mengangguk, selekasnya menyambar Cdnya dan…

“Ceklek….!”Pintu kamar mandi terbuka, serta waktu Rika keluar, kulihat mukanya terperanjat lihat Linda berdiri terpaku didepannya sekalian menggenggam celana dalamnya yang belum dipakainya. Ditambah kondisi Linda yang cuma memaki kaos, tapi di bawah tidak menggunakan celana jeansnya. Akupun terperanjat, serta berdiri terpaku.

Hatiku berdebar, tidak tahu apakah yang perlu kuperbuat atau kuucapkan. Semua berlangsung dalam tempo yang begitu singkat serta tidak terelakkan. Kepalaku berasa pening.

“Linda…? Kamu kembali ngapain?” Rika menanyakan dengan muka bingung campur kaget.“Eh…anu…ini lho…”kudengar

Linda gelagapan menjawab pertanyaan Rika.“Kok kamu megang celana dalam? 1/2 telanjang kembali?” selidik Rika. “Oo…aku tau…pasti kamu berdua kembali melakukan perbuatan yaaa…?”“Enggak Rik. Ngaco kamu, orang Linda kembali numpang dandan di kamarku kok.” Sergahku membela diri.“Trus, jika memang numpang dandan, ngapain ia diruangan ni, pakai bawa serta celana dalam kembali.” Sudah begitu telanjang juga. .Hayo!!!” Rika menanyakan dengan galak.“Sini simak.”

Rika mendekati Linda serta cepat merampas celana dalam yang dipegang Linda, tiada perlawanan dari Linda.“Kok basah…?”Rika mengernyitkan keningnya. “Nhaaaaa..bener kan…hayooooo….kamu ngapain…?””udah deh, Rik…emang bener, saya kembali ingin ML sama Linda. Belumlah sempat saya ent*t, sich. Baru saya jilat-jilat memiawnya, keburu kamu dateng.” Saya menyerah serta pilih menuturkan apakah yang baru saja saya kerjakan. “Kamu tuch ya…udah miliki istri masih tetap suka yang lainnya.

Ini cewek ikut sama saja, gatel ngeliat suami sahabatnya sendiri.” Rika memaki kami berdua dengan muka merah padam.“Terserah kamu lah…kamu ingin laporin saya sama Linda ke polisi…silakan. Ingin laporin ke Indah…terserah….”ucapku pasrah.“Hmm…kalo saya laporin ke Indah…kasian ia. Kelak ia kaget.Jika ke polisi….ah…ngrepotin.” Rika meninmbang-nimbang apakah yang akan dikerjakannya.“Gini saja mas. Saya tidak laporin ke mana-mana.

Tetapi ada syaratnya.” Rika memberi penawarannya kepadaku.“Apa syaratnya, Rik?”“Nggak berat kok. Mudah sekali serta gampang.”“Iya, apaan syaratnya?” Linda turut bertanya“Terusin apakah yang kamu berdua barusan lakukan. Saya duduk di tempat ini, tonton. Bagaimana?”“WHAT?” saya serta Linda berteriak bebarengan. “Gila lu ya, waktu ingin tonton orang kembali ML?”“Ya terserah kamu.Ingin pilih mana…?”Rika mencibir dengan senyum kemenangan.

Saya serta Linda sama-sama berpandangan. Kuhampiri Linda, kubelai tangan serta rambutnya. Linda seakan mengerti serta menyepakati prasyarat yang diserahkan Rika.Selekasnya saja kulumat bibirnya yang ranum serta tanganku meremas pantatnya yang sekel. Linda selekasnya buka kaosnya.Sekalian selalu berciuman serta meremas pantatnya, kubimbing Linda ke arah sofa. Kurebahkan dia dari sana, serta dengan cekatan dilepaskannya kaos serta celana ku hingga saya saat ini telanjang bundar di depan Linda serta Rika.

Saya melirik Rika, yang duduk menyilangkan kakinya. Kulihat mukanya menegang seperti tegangnya tongkolku. Saya tersenyum-senyum kearahnya, sekalian mainkan serta mengocok-ngocok tongkolku, seakan akan menunjukkan kejantananku.“Ayo, ndrew…cepetan deh…udah tidak tahan, honey…”Linda mendesah. “Biarin saja si Rika…paling ia ikut sudah basah.”“Enak saja kamu katakan.”sergah Rika. “Udah buruan, saya ingin simak seperti apakah sich kalian jika ML.”
Saya memandang mata Linda yang mulai sayu serta tersenyum.

Sesudah melepas semua bajunya, sempurnalah ketelanjangbulatan kami berdua. Tidak sabar, selekasnya kusosor memiaw Linda yang begitu becek oleh lendir birahinya.

“Achhhh….sshhhh….ooouufffffggg…Andreeeeewwwwww….”Linda menjerit serta mengeluh terima serangan lidahku. Pantatnya tersentak keatas, ikuti irama permainan lidahku.Hmmm…nikmat sekali. memiawnya bau fresh, sinyal jika memiaw ini begitu tertangani. Serta yang membutku girang ialah lendir memiawnya yang meleleh deras, bersamaan dengan semakin kuatnya goyangan pinggulnya.

“Hmmmppppppff…Andrew…Andrew…sayaaaanngg.. akh…akh…akkkkkuu…”Linda selalu mendesah. Nafasnya tersengal-sengal, seakan ada suatu yang mendesaknya.‘Akku……mmmhhhhh…ssshhh….”“Keluarin sayang….keluarin yang banyak…..”aku berbisik sekalian jari tengahku selalu mengocok memiawnya, serta jempolku menggesek itilnya yang sangatlah keras. Baik itil ataupun memiaw Linda telah betul-betul berwarna merah, begitu basah karena lendirnya yang meleleh, sampai membasahi belahan pantat serta sofa.

Selekasnya kegiatan tanganku kuganti dengan jilatan lidahku kembali. Perihal ini membuatpaha Linda menegang, tangannya menjambak rambutku, sekaligus juga membenamkan kepalaku di tengah jepitan pahanya yang menegang. Saya rasakan memiawnya berdenyut, serta ada lelehan cairan hangat menimpa bibirku.

“ANDREEEEEEWWWWWWW…..AAAAACCCCHHHHHHHHH……”Linda menjerit keras sekali, menjepit kepalaku dengan pahanya, mendesak kepalaku di selangkangannya serta berguncang hebat sekali.Tidak kusia-siakan lendir yang meleleh itu. Kusedot semua, kutelan semua. Ya, saya tidak ingin buang lendir kesenangan Linda.

Sedotanku pada memiawnya membuat guncanganLinda semakin keras…dan pada akhirnya Linda terdiam seperti orang kejang. Tubuhnya kaku serta gemetaran.“Oooohhhh…Ndreww…aaachhh…..”Linda menceracau sekalian gemetaran.“Enn..en….Nik…mat…bangeth….sssse….dothan…sama jhiilatan kkk…kamu…”

Kulihat Linda tersenyum dengan muka senang. Selekasnya kuarahkan bibrku melumat putingnya yang keras serta kemerahan. Walau telah melahirkan serta menyusui dua anak, payudara Linda begitu tertangani, kencang. Serta putingnya masih tetap berwwarna kemerahan.

Siapa lelaki yang tahan lihat warna putting semacam itu, apalgi saat ini puting merah itu betul-betul masih tetap keras serta mengacung walau pemiliknya baru saja meraih orgasme.“Shhh…Dreeewwww…iihhhh…geli….” Lnda menggelinjang waktu kuserbu putingnya. Saya tidak memedulikan rintihannya. Kulumat putingnya dengan ganas hingga tubuh Linda mulai mengejang kembali.

“Acchhh….Andreww….sayaaaannggg…”Linda mendesah. “Terus sayang…iss…ssseeeppp…pen….til…kuhh…ooofffffhhhhhhhhh……”

Tiada aba-aba, selekasnya kusorongkan tongkolku yang sudah mengeras seperti kayu ke memiaw Linda. Blessss…….“Ahhhhkkk…..mmmmppppfff…..ooooooggggghhhh….”pantat Linda tersentak kedepan, bersamaan dengan menancapnya tongkolku di mekinya. Kutekan tongkolku semakin dalam serta kuhentikan sesaat dari sana. Berasa sekali memiaw Linda berkedut-kedut, meskipun termasuk super becek.“Ayo, nDrew…..gocek tongkol kamuh….akk….kkuuuu….sudah mau…keluarrrrr…laggiiiihhh…”Linda mendesah meminta.

Selekasnya kugocek tongkolku dengan ganas. “crep.crep…cplakkk….cplaakkkk…cplaakkkk….” suar gesekan tongkolku dengan memiaw Linda yang telah basah kuyup nyaring terdengar.

Tidak lupa kulumat bibirnya yang ranum, serta tanganku menggerayang memilin nikmati payudara serta putingnya.Tidak lama kemudian kulihat mata Lnda terbalik, Hanya tampak putihnya. Kakinya dilipat mengapit pinggul serta pantatku. Tangannya memeluk ubuhku erat.

“AN…DREEEWWWW…….OOOOGGGHHHH…>AAAKKKKKKKKKKKK….” Linda menjerit keras serta sesaat terdiam. Tubuhnya bergetar hebat. Berasa di tongkolku denyutan memiaw Linda…sangat kuat. Berdenyut-denyut, seakan akan memijit serta memaksa spermaku untuk selekasnya mengguyur menyiram memenya yang mengagumkan becek.
Semakin kuat kocokan tongkolku di dalam memiaw Linda, semakin kencang juga pelukannya.

Nafas Linda ketahan, seakan tidka ingin kehilangan moment-moment indah meraih puncak kesenangan.Sebab denyutan memiaw Linda yang membuatku nikmat, ditambah perasaan hangat sebab uyuran lendir memiawnya, saya juga tidak tahan. Ditambah ekspresi mukanya yangmemandang wajahku dengan mata sayu akan tetapi tersirat kenikmatan yang maat begitu.

“Ayo nDrew…keluarin pejuh kamu…keluarin dimemiawku….”Linda meminta.“Kamu tidak papah saya tumpahin pejuh di rahim kamu?”tanyaku sekalian terengah-engah.“No masalah honey…aku safe kok….”sahut Linda. “C’mon honey..shot your sperm inside…c’mon honey….”

LIN……LINDAAAA…..LINDAAAAAAAA….ARGGGGGGHHHHH…”aku rasakan pejuhku menekan. Kupercepat kocokanku, serta Linda ikut mengencangkan otot memiawnya, mengharap supaya saya cepet muncrat.AAACCHHHHHHH………..” Jrrrrrooooooooootttt…..jrrrrooooooooottttt..jrrrroooooottttt…..tidak kurang dari tujuh kali semprotan pejuhku.

Sangat banyak pejuh yang kusemprotkan ke rahim Linda, hingga dia tersentak. Kubenamkan dalam-dalam tongkolku, sampai berasa kepalaku speerti masuk liang ke-2.Ah….nyatanya tongkolku dapat tembus mulut rahimnya. Bermakna pejuhku langsung mendobrak rahimnya.Ohhh…nDrreeeww…enak sayang….nikmat, sayaaannggg…offffffghhhh……” Linda mendesah kembali. “Uggghhh…hangat sekali pejuh kamu, Ndrew…” kata Linda.Sesudah beristirahat sesaat dengan menancapkan tongkolku dalam-dalam, dengan mendadak kucabu tongkolku.“Plllookkkkk….”

Kupandangi memiaw Linda yang masih tetap membengkak serta merah denganlubang menganga. Linda selekasnya merubah tempat duduknya dan…ceeerrrrrr……pejuhku meleleh. Selekasnya saja jemari Linda mencapai serta mengorek bibir memiawnya, mengawasi supaya pejuhku tidak tumpah kesofa. Mengakibatkan, telapak tangan Linda belepotan penuh dengan pejuhku yang sudah bercampur lendir memiawnya.

Dengan pejuh di telapak tangan kanannya, Linda memakai jari tangan kirinya,mengorek memiawny untuk bersihkan memiawnya dari bekas pejuhku.“Brani kam telen kembali?” tantangku.“Idih…syapa takut….”Linda balas menantangku. “Nih simak ya….”Clep…dijilatnya telapak tangan yang penuh pejuhku…“MMmmmm….slrrpppp….glek….aachhhh….” Linda terlihat senang nikmati pejuh ditangannya.“Hari ini kenyang sekali aku…sarapan pejuh kamu duakali..hihihihi…”Linda ketawa geli.“Tuh…masih ada bekasnya ditangan.

Mbelum bersih.” Sahutku.“Tenang, nDrew..bekasnya buat…ini.” Sekalian berkata demikian, Linda ambil beberapa pejuhku serta mengusapkannya diwajahnya.“Bagus lho buat wajah…biar tetep mulus…”sahut Linda sekalian mengerling genit.“Astagaaaa….kamu tuch, Lin…diem-diem ternyata…”kataku terperanjat.“Kenapa…? Kaget ya?”“Diem-diem, muka alim..tetapi jika masalah birahi liar ikut ya..”“Ya iyalaaahhh..hare gene, Ndrew…orang enak kok tidak diterima.”

”Tau begitu barusan saya semprot di uka kamu saja ya..” sesalku“Iya ikut sich..sebenernya saya ingin kamu semprot. Hanya saya dah tidak dapat ngomong lagi…nahan enak sich..lagian saya ingin merasakan semprotan pejuh kamu di memiawku.” Linda tersenyum“Eh, Ndrew…ssstttt…coba simak tuh…jailin yuk…..”ajak Linda
Ya ampuuunnnn…aku lupa jika aktivitasku tengah diamat Rika.

Selekasnya kulirik Rika, yang nyatanya tiada kami sadari tengah melakukan aktivitas sendiri. Tangannya menggosok-nggosok sapndexnya, yang mulai membasah. Kulihat lekukan cameltoenya makinbesar, semakin besar dari yang kulihat diruang tamu. Tanda-tanda jika Rika ikut sudah dirundung birahi.

Linda mencolek tanganku, rupanya dia ingin mengerjai Rika. Saya sepakat. Sekalian berjingkat, saya serta Linda mendekati Rika. Selekasnya tangan Linda yang masih tetap ada bekas pejuhku dioles-oleskan kemuka serta bibir Rika.“MMppphhhh…..fffggghhh…..” Rika langsung terperanjat serta hentikan aktivitasnya. “apaan nih…kok seperti berbau pejuh…?”“Udahlah Rik….saya tahu kamu ikut ikut-ikutan horny, ngeliat saya dientt sama mas Andrew.” Linda tersenyum-senyum genit.“AH…aku…eeehh….anuu….” Rika gelagapan kehabisan beberapa kata.“Rik…gkalo kamu ikut horny, tidak papah kok…aku masih tetap kuat.” Tantangku. “Tuh, kamu simak. Kon tolku masih tetap dapat bangun.”Ya, meskipun telah menyemprotkan amunisinya 2x permainan, kon tolku mash berdiri meskipun tidak sekeras waktu ngenttin Linda.

Malah saat ini kon tolku berdenyut serta mengangguk-angguk, seakan menyepakati usulku serta Linda.“Tuhhh, Rik. Kon tolku manggutmanggut.”sahutku.“Tapi kelak jika Indah pulang bagaimana?” bertanya Rika.“Don’t worry, honey. Jika memang kepergok, kelak saya membantu jelasin ke Indah.” Hibur Linda. “Soalnya, dulu-dulu saya sempat becandain Indah, bagaimana jika sesekali saya minjem tongkol suaminya.”“Trus, Indah katakan apakah?” Rika ingin tahu.“Mmmm.ia sich tidak katakan iya tetapi ikut tidak katakan tidak.”jawab Linda. “Dia hanya ngomong, ya jika kamu tidak malu sama Andrew, terserah kamu.

Tetapi jika Andrew ketagihan, kemungkinan tanggung sendiri lho. Begitu kata Indah.”“Oooo…..” Rika terlongong dengar keterangan Linda. Saya juga terperangah. Jadi……ternyata…..???? jangan-jangan mereka berdua memang menyengaja kesini…atas suruhan Indah….

Tidak pakai lama selekasnya kulumat bibir Rika yang mungil.“Mmmpphhh…mmppfff……..aaahhhh…”Rika mendesah….”Andrewww…puasin saya sayang……guyur saya dengan pejuhmu seperti Linda tadi….oooccchhhhh…..”Aku selalu melumat bibirnya..lehernya yang tahap serta mulus…kujilat juga telinganya yang membuat Rika merinding serta tersengal-sengal.

Nyatanya salah satunya titik rangsangannya adala teling.Linda menolong melepas spandex Rika.

Dan…oouuuwww…pantesan di selangkangan Rika tampak seperti terbelah. Rupanya ia menggunakan G-String yang segitiganya cuma dapat menutupi itilnya. Selebihnya…terlihat bibir me meknya telah membengkak kemerahan serta basah kuyup oleh lendirnya. Kulihat me mek Rika sama juga dengan Linda…bersih dari bulu jembut, hingga ha ini membuat kon tolku langsung tegak mengeras kembali.

Linda ikut menolong Rika melepas G-String, kaos serta Bhnya. Seakan Linda tidak ingin Rika disibukkan oleh kegiatan lainnya yang kurangi kesenangan bercinta.

“Ohhh…nDreeww,,,,sssshhhhh….hhhaaaaaarrrggghhh….mmmppphhhhh…..”Rika merintih-rintih sekalian mennggelengkan kepalanya waktu bibirku turun ke putingnya. Payudara Rika lebih kecil dari Linda, mungkin cuma 34B, dibanding punya Linda yang 36C.

Putingnya berwarna coklat muda, tegak keras mengacung, seakan menantangku untuk selekasnya melahapnya.

Dan…hap….kusedot putting kiri, sesaat tangan kananku meremas payudara samping kanan serta memilin putingnya.“Auuuccchhhh..Anddreewwww…ampunnnn…amppuuuuuunnnnn…..”Rika berteriak meredam nikmat waktu jari tangan kiriku telusuri memiawnya.

Kumasukkan jari tengahku sekalian jempolku menggosok itil Rika yang begitu keras.“Rik…kon tol Andrew diusap dong…biar cepet keras…” tutur Linda. Selekasnya tiada diperintah 2x, Rika selekasnya mencapai kon tolku, menyeka serta mengocok bergantian.“Uffff…Rika sayaaanng…akhirnya kon tolku terkena kamu yaaa…”aku mendesah meredam nikmat.

Nyatanya Rika begitu trampil dalam soal kocok mengocok, hingga tidak butuh waktu lama kon tolku telah sekeras kayu kembali, mengkilat kemerahan.Tidak sabar selekasnya kubalikkan badan Rika, hingga tempatnya saat ini nungging didepanku. Lututnya bertopang pada sofa panjang, hingga punggungnya meliuk, meningkatkan sexy tempatnya waktu itu.

Dengan pantat membulat, terlihat bibir me mek Rika merekah merah serta berkilat licin oleh cairan birahinya. Tidak tahan, kuserbu me mek Rika, kujilat itilnya serta kukorek liangnya dengan jari-jariku.

“Arggghhh…Andrew….oohhhh….nik..mat…sss…sseekkk..kali……say….yaannnghhh….”Rika menjerit sekalian tersengal.

Napasnya mengincar.“Akk..kku…hammm..ppir sampai, honey…”Rika selalu mendesah.Ah…ternyata Rika tidak sanggupbertahan lebih lama kembali. Berasa sekali dibibirku, suhu me mek Rika semakin panas, serta lendir cintanya makin bertambah banyak mengalir.Selekasnya saja kuarahkan batang kon tolku yang menanti giliran, merojok me mek Rika.

“Ugghhhh……aaacccgghhhhhh…Andreeeewwww………”pantat Rika tersentak terima hunjaman kon tolku yang demikian tidak diduga.Sangat nikmat me mek Rika. Walau saling becek serta dapat berdenyut, saya rasakan sensasi lainnya dibanding me mek Linda.Lama-lama semakin berasa me mek Rika berdenyut-denyut.

Tidak ada nada yang keluar dari bibir Rika, terkecuali erangan serta rintihan. Kurasakan otot di sekitar pantat serta selangkangannya mengejang serta tiba-tia Rika mendesak pantatku sekalian melolong….

“OOOOUUUWWWWWW….ANDREEEEEEEWWWW…..UUUUUUUFFFFGGGGHHHHHH…..”Nafas Rika ketahan, serta kupercepat hunjaman kon tolku, seakan menggempur me mek Rika terus-menerus.

Ahh…..begitu hangat lendir birahi yang mengalir, bahkan juga sampai meleleh membasahi pahaku serta paha Rika.Rika masih menggoyang-goyangkan pantatnya, hingga membuatku semakin bernafsu mengecoh kon tolku saat me meknya yang becek akan tetapi sempit.

“C’mon honey…shot your sperm inside my mouth….,”Rika melihat serta menatapku dengan mata sayu seakan meminta supaya kusemprotkan spermaku dimulutnya.“Ohhhhh….aaaawwwgghhh….Rikaaaaa…me mek kamu kok ennnnaaakk bangethhh sssssiiiccchhh….,

”aku menceracau sekalian selalu memajumundurkan pantatku “Ngeliat pantat kamu yang bulet..ddaannn…putih…eeegghhhh….bikinnhh….aakkk…..kkkuuuu….pengennnnhhhh….ngecreettthhh…….aaarrrrggghhh….RIIIKKKAAAAAAAAAA……,”aku berteriak keras sekalian mencabut tongkolku.

Langsung Rika mencapai kon tolku, mengocoknya sekalian menyedot kepala serta batangnya.

“C’mon…ayo Ndrew…keluarin pejuhmu…..”“Aku ingin merasakan pejuh kamu….”Linda juga tidak tinggal diam. Dia berbaring telentang dibawahku serta menjilat perineumku, seakan tahu jika itu ialah daerah “mati”ku. Ya, saya sangat tidak tahan jika perineumku dijilat.AAAARRRGGGHHHH….LINDAAAAAA….hilang ingatan kamu….aaarrrghhhh…..nnnniiikk…mathhh..bangetttt…..”“Aku tidak tahan, Rikaaa…Lindaaa….sayangku cintaku…..”Dan…..crrroooooottt….crroooootttt…..“Haeeppphh…eeelllppphhhhh….hhhmmmppphhhhh…..”suara dari mulut Rika.

Terlihat ia gelagapan terima semburan spermaku, tidak kurang dari 5semburan kencang serta banyak…

“Aaaahhh…..ooouuffhh….auuww…ooouuww…udah Rik…udah…udah…jangan diisep teruss…gelllliiii…..”aku meringis kegelian sebab Rika tetep menyedot tongkolku, seakan tidak ikhlas jika pejuhku tidak keluar selesai. Seakan ingin nikmati pejuhku sampai tetes paling akhir.

“Hmmm…udah senang kamu Rik?” bertanya Linda sekalian bibirnya mengecap-ngecap pejuhku yang menetes ke mukanya.“Ahh…gila ikut si Andrew ya…”sahut Rika. “memiawku rasa-rasanya penuh sekali. Manakah kon tol ia panjang kembali.

Terasa mentok di rahimku sepertinya.”“Liang kamu tidak dalam sich Rik,” timpalku. “Tapi asik kok rasa-rasanya. Nyatanya memiaw kalian sama2 tidak dalam ya…”“Thanks sekali ya untuk kamu berdua, sudah ingin bantuin saya,”ucapku.“No masalah, dear Andrew,” sahut Rika serta Linda hampir bertepatan.“Gimanapun, kamu kan suami sahabatku, bisa dong jika sama-sama bantu…”sahut Rika.

Kami juga bercanda sesaat sebatas melepas capek. Serta sekalian masih bertelanjang, kupersilakan Rika serta Linda ke ruangan makan sekedar untuk minuman fresh. Kulirik, jam tunjukkan waktu jam 11.37 siang, tanda-tanda tidak lama kembali istriku serta anak-anak akan selekasnya hadir. Mereka berdua juga selekasnya bersihkan diri dari sisa-sisa lendir serta sperma yang membasahi me mek ataupun muka mereka. 


“Ok Ndrew…aku pamit dahulu ya…,”Rika pamit sekalian mengecup bibirku. “Daaa, sayang…”“Mmmuuaachh…,”Linda memagut bibirku lama, seakan tidak ingin kehilangan peristiwa yang begitu dahsyat. “Bye, Ndrew…,”Linda ikut berpamitan. “Salam buat Indah ya…tapi janganlah katakan lho, jika kamu habis bagi-bagi pejuh…xixixi..” Rika serta Linda cekikikan sekalian berjalan keluar.“Ok, hon…don’t worry…thanks ya…”sahutku sekalian melambaikan tangan serta mengantarkan mereka ke pagar.

Ah, begitu bahagianya saya, nyatanya dua teman dekat istriku tidak keberatan olah seks denganku, yang sampai kini cuma khayalanku, sekarang sudah jadi fakta.Thanks buat Rika serta Linda…kuharap kalian tidak bosen, sebab akupun tidak akan sempat jemu nikmati tubuhmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.